Rahasia Shalat Berjamaah Dijelaskan Hasil Penelitian Profesor Fisika

Rahasia Shalat Berjamaah Dijelaskan Hasil Penelitian Profesor Fisika

Shalat berjamaah dianjurkan Islam. Rahasia keutamaan shalat berjemaah dijelaskan dalam hasil penelitian profesor fisika di Amerika Serikat.

Seorang Professor Fisika di Amerika Serikat membuat satu kajian tentang kelebihan shalat berjamaah yang disyariatkan dalam Islam. Ia mengatakan, tubuh manusia memiliki dua muatan listrik, yaitu muatan positif dan muatan negatif. 

Dalam aktivitas harian kita sama ada bekerja, beriadah atau beristirahat, sudah tentu banyak tenaga digunakan.

Dalam proses pembakaran tenaga, banyak terjadi pertukaran cas positif dan cas negatif, yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh kita. Ketidakseimbangan cas dalam badan menyebabkan kita merasa letih dan lesu setelah menjalankan aktivitas seharian. Oleh itu, muatan ini harus diseimbangkan kembali untuk mengembalikan kesegaran tubuh ke tahap normal.

Terkait dengan shalat berjamaah, timbul persoalan di pikiran professor ini mengapa Islam mensyariatkan sholat berjemah dan mengapa shalat 5 waktu yang didirikan orang Islam mempunyai bilangan rakaat yang tidak sama.

Hasil penelitiannya menemukan jumlah rakaat yang berbeda dalam sholat kita bertindak menyeimbangkan cas-cas dalam badan kita. 

Saat kita shalat berjamaah, kita disuruh meluruskan shaf, bahu bertemu bahu dan bersentuhan tapak kaki. Tindakan-tindakan yang dianjurkan saat shalat berjamaah itu memiliki berbagai kelebihan. 

Penelitian ilmiah menemukan sentuhan yang terjadi antara tubuh kita dengan tubuh peserta lain yang berada di kiri dan kanan kita akan menstabilkan kembali muatan yang dibutuhkan oleh tubuh. Ia terjadi saat pengisian yang berlebihan --baik negatif atau positif akan dikeluarkan, sementara yang berkurang akan ditarik ke dalam kita. Semakin lama pergeseran ini terjadi, semakin seimbang cas dalam tubuh kita.

Setiap kali kita bangun dari tidur, badan kita akan merasa segar dan sehat setelah istirahat berapa jam. Ketika ini, tubuh kita mengandung muatan positif dan negatif yang hampir seimbang. Oleh itu, kita hanya membutuhkan sedikit lagi proses pertukaran cas agar keseimbangan penuh dapat dicapai. Sebab itu, sholat Subuh didirikan 2 rakaat.

Selanjutnya, setelah sehari kita bekerja keras dan memeras otak semua cas ini kembali tidak stabil akibat kehilangan cas lebih banyak dari tubuh. Oleh itu, kita membutuhkan lebih banyak pertukaran cas. 

Shalat jamaah yang disyariatkan Islam berperanan untuk memulihkan keseimbangan muatan tersebut. Sebab itu, shalat Dzuhur didirikan 4 rakaat untuk memberi ruang yang lebih kepada proses pertukaran cas dalam tubuh.

Situasi yang sama juga terjadi di sebelah petang. Banyak energi dikeluarkan ketika menghubungkan kembali tugas. Ini menyebabkan sekali lagi kita kehilangan cas yang banyak. Seperti mana sholat Dzuhur, 4 rakaat sholat Ashar yang dikerjakan akan memberikan ruang kepada proses pertukaran cas dengan lebih lama.

Biasanya, setelah waktu Ashar dan pulang dari kerja kita tidak lagi melakukan aktivitas-aktivitas yang banyak menggunakan energi. Waktu yang ditetapkan pula tidak begitu lama. Maka, shalat Maghrib hanya dikerjakan sebanyak 3 rakaat adalah lebih sesuai dengan penggunaan energi yang kurang dibandingkan 2 waktu sebelumnya.

Timbul pertanyaan di pikiran Professor itu tentang sholat Isya yang mengandungi 4 rakaat. Logikanya, pada waktu malam kita tidak banyak melakukan aktivitas dan sudah tentu tidak memerlukan proses pertukaran cas yang banyak.

Setelah penelitian lebih lanjut, ditemukan ada keistimewaan mengapa Allah mensyariatkan 4 rakat dalam shalat Isya. Kita ketahui, umat Islam sangat dianjurkan untuk tidur awal agar mampu bangun menunaikan tahajjud di sepertiga malam. Singkatnya, shalat Isya sebanyak 4 rakaat itu akan menstabilkan cas dalam tubuh dan memberikan energi untuk kita bangun malam (qiyamul lail).

Dalam penelitiannya, professor ini menemukan bahwa Islam adalah satu agama yang lengkap dan khusus. Segala amalan dan perintah Allah SWT itu memiliki hikmah yang tersirat untuk kebaikan umat Islam itu sendiri. Ia merasakan betapa kerdilnya diri dan betapa hebatnya pencipta alam ini. Akhirnya, dengan hidayah Allah SWT, sang profesor pun masuk Islam.

Keutamaan Shalat Berjamaah Menurut Syariat Islam

Syaikh Musnid bin Muhsin Al-Qahthani dalam buku 40 Faedah Shalat Berjamaah mengatakan, shalat berjamaah memiliki keutamaan dan banyak faedah. Salah satunya yaitu menjauhkan seorang Muslim dari sifat yang menyerupai orang munafik.

Menurut A. Karim Syeikh dalam "Tata Cara Pelaksanaan Shalat Berjama’ah Berdasarkan Hadis Nabi" dalam jurnal Al-Mu‘ashirah (2018), shalat jamaah bisa dilakukan setelah adanya kumandang adzan yang disusul dengan iqamah oleh seorang muadzin.

Anjuran untuk shalat berjamaah berlaku untuk shalat wajib atau fardhu. Selain itu juga dapat diterapkan pada sholat sunnah seperti shalat ied, tarawih, witir, istisqa’, gerhana, dan jenazah.

Tentang ketetapan hukum pelaksanaan shalat fardhu berjamaah sendiri ada perbedaan pendapat dari para Fuqaha’ atau ahli fiqih. Ada yang menyebut hukumnya fardhu kifayah, ada juga yang berpendapat sunnah muakkadah.

Salah satunya disampaikan dalam madzhab Hanafi dan Maliki. Ada juga yang menyebut hukumnya fardhu ‘ain bagi laki-laki, kecuali ada ‘udzur. Sedangkan dari kalangan ulama Syafi’iyah, ulama Hanabilah, dan sebagian ulama Hanafiyah berpendapat hukumnya fardhu ‘ain bagi laki-laki.

Namun, menurut Yudi Yansyah S.Pd.i selaku Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bojong Genteng dalam laman Kemenag, pada dasarnya berjamaah tak termasuk dalam syarat sahnya shalat, sehingga saat dikerjakan sendirian pun tetap sah.

Ayat tentang Shalat Berjamaah

Perintah untuk shalat berjamaah tercantum dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 43 yang berbunyi:

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ

"Tegakkanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk."

Menurut tafsir Tahlili yang dikutip dari laman Kemenag, maksud dari ‘rukuklah beserta orang-orang yang rukuk’ dalam ayat tersebut adalah melaksanakan shalat berjamaah seperti halnya kaum Muslimin.
Penekanan ini dilakukan agar shalat dikerjakan sesuai syariat Islam seperti ajaran Rasulullah Saw. Bukan seperti shalat orang Yahudi yang dikerjakan tanpa rukuk.

Hadits tentang Shalat Berjamaah dan Keutamaannya

Ada banyak hadits Rasulullah Saw yang menganjurkan seorang Muslim untuk mendirikan shalat secara berjamaah. Sebab shalat berjamaah memiliki banyak keutamaan ketimbang shalat seorang diri.

Berikut kumpulan hadits Rasulullah Saw tentang anjuran shalat berjamaah beserta tiga keutamaannya yang dikutip dari laman Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat:

1. Mendapatkan Pahala Lebih Besar

Salah satu keutamaan shalat berjamaah adalah mendapatkan pahala lebih besar. Hal ini dijelaskan dalam dua hadits berikut ini. Rasulullah Saw bersabda :

صلاة الجماعة أفضل من صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة

“Shalat berjamaah lebih utama 27 derajat dibanding shalat sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lainnya, Rasulullah Saw bersabda:

أَعْظَمُ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلاة أَبْعَدُهُمْ فَأَبْعَدُهُمْ مَمْشَى وَالَّذِي ينْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَام أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الــ ــذي يُصَلِّى ثُمَّ يَنَامُ

"Manusia yang paling besar pahalanya dalam mengerjakan shalat adalah yang lebih jauh jalannya, kemudian yang lebih jauh lagi.

Orang yang sedang menunggu pelaksanaan shalat, sehingga dia mengerjakannya bersama imam, adalah lebih besar pahalanya daripada orang yang mengerjakan shalat kemudian tidur." (HR. Muslim)

2. Terhindar dari Godaan Setan

Selain mendapat pahala berlipat ganda, shalat berjamaah juga bisa membuat orang yang mengamalkannya terhindar dari godaan setan. Hal itu sebagaimana diriwayatkan dalam hadits berikut ini. Rasulullah Saw:

مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ

“Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka.

Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah, karena sesungguhnya srigala itu hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya).” (HR. Abu Daud dan An-Nasai)

3. Dihapuskan Segala Kesalahannya

Orang yang melaksanakan shalat berjamaah juga akan dihapuskan kesalahan-kesalahannya. Selain itu, mereka juga akan ditinggikan derajatnya, sebagaimana disampaikan dalam hadits berikut.
Rasulullah Saw bersabda:

أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْعَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ قالُوا بَلَى يَا رَسُولَ الله قَالَ إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَساء وَانْتِظَارُ الصَّلاة بَعْدَ الصَّلاة فَذَلِكُمُ الرِّباط ساجد

“‘Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang sesuatu, yang dengan itu Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahan, dan dengan itu pula Allah akan mengangkat beberapa derajat?’ Mereka menjawab, ‘Ya, wahai Rasulullah.’ Rasulullah bersabda, ‘Yaitu menyempurnakan wudhu, sekalipun dalam kondisi yang tidak menyenangkan, banyak melangkahkan kaki ke masjid, dan menunggu (pelaksanaan) shalat jamaah setelah mengerjakan shalat sebelum- nya.

Yang demikian itu adalah (sama dengan) ribâth (berjaga di perbatasan dengan musuh dalam suasana perang).’” (HR. Muslim).*

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post