LEBARAN Idul Fitri 1444 H berpotensi digelar di dua hari berbeda, Jumat dan Sabtu, 21 dan 22 April 2023 M. Hal ini karena Muhammadiyah memastikan lebaran idulfitri 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Jumat (21/4). Sedangkan PBNU dan pemerintah kemungkinan menetapkan Idul Fitri 1444 H jatuh pada hari Sabtu (22/4).
Sidang isbat 1 Syawal akan dilaksanakan pada Kamis, 20 April 2023 atau 29 Ramadhan 1444 H.
Menurut pakar astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, potensi perbedaan lebaran 2023 atau idulfitri 1444 H itu terjadi akibat perbedaan kriteria penentuan awal bulan hijriah.
Menurut pakar astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, potensi perbedaan lebaran 2023 atau idulfitri 1444 H itu terjadi akibat perbedaan kriteria penentuan awal bulan hijriah.
Sebelumnya, Muhammadiyah sudah jauh-jauh hari menetapkan awal puasa, yakni 22 Maret, dan lebaran Idulfitri pada 21 April atau 29 Ramadan 1444 H.
Sementara, Pemerintah dan PBNU serta sejumlah ormas lainnya masih menanti penampakan Bulan baru (hilal) lewat peneropongan langit.
Dikutip dari situs BRIN, menurut Thomas Djamaluddin, ada "potensi kesamaan awal Ramadhan" sekaligus "adanya potensi perbedaan terkait Idul Fitri 1444".
Di tahun-tahun sebelumnya, awal Ramadhan dan Lebaran memang kerap berbeda antara Pemerintah dengan ormas keagamaan besar, termasuk Muhammadiyah.
Penyebab Perbedaan Idul Fitri
Hal ini terkait dengan perbedaan kriteria dalam metode hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan) bulan baru kamariah (berbasis peredaran Bulan).Muhammadiyah menggunakan kriteria Wujudul Hilal. Sementara, Nahdlatul Ulama (NU) dan beberapa ormas Islam lainnya, termasuk pemerintah, memakai kriteria Imkan Rukyat (visibilitas hilal).
Awal Ramadhan 2023 bisa sama karena hitungan kalender Muhammadiyah dan hasil pengamatan hilal pemerintah sejalan.
Thomas mengungkap saat waktu maghrib 22 Maret 2023 di Indonesia posisi Bulan sudah memenuhi kriteria awal bulan baru yang disepakati Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
Kriteria MABIMS adalah tinggi minimal hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat (disingkat 3-6,4) dan sudah memenuhi kriteria Wujudul Hilal (WH).
"Jadi [awal puasa] seragam," ucap mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) itu.
Thomas menyebut ada potensi perbedaan lebaran 2023 karena pada saat maghrib 20 April 2023 ada potensi posisi Bulan di Indonesia belum memenuhi kriteria baru MABIMS (3-6,4) itu meskipun itu sudah memenuhi kriteria wujudul hilal.
"Jadi ada potensi perbedaan: Versi [MABIMS] 1 Syawal 1444 pada 22 April 2023, tetapi versi Wujudul Hilal Muhammdiyah 1 Syawal 1444 pada 21 April 2023," urainya.
Alhasil, kata Thomas, sat ditemui di kantornya 16 Maret, menyebut Pemerintah dan NU beserta ormas Islam lain akan menyelenggarakan Idulfitri pada Sabtu, 22 April. Sedangkan Muhammadiyah akan melakukan Idulfitri pada Jumat, 21 April 2023.
"Menurut kriteria baru MABIMS 20 April belum memenuhi kriteria. 20 April ada gerhana matahari, sedangkan menurut kriteria Wujudul Hilal yang dipedomani Muhammadiyah, itu sudah masuk," jelasnya. (CNNI)
Terimakasih atas informasinya! Ketahui juga tentang software pembelian barang untuk membantu aktivitas bisnis.
ReplyDeletePost a Comment