Serangan berupa kekerasan fisik hingga pembunuhan terhadap pada pendakwah (da'i), ulama, atau kiai belakangan marak. Imam masjid pun menjadi sasaran. Penyerangan ini terindikasi kuat didalangi pihak tertentu.
Menyikapi fenomena tersebut, ormas Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) mendesak aparat mengusut dan mengungkap dalang di balik penyerangan para da'i.
Menurut Ketua Bidang Penempatan dan Pembinaan Dai DDII, Ustadz Misbahul Anam, kekerasan dan pembunuhan para dai penyeru jalan kebaikan tampaknya makin menjadi.
Belum hilang dari ingatan peristiwa penusukan kepada Syekh Ali Jaber di Lampung pada 2020, kini kejadian yang lebih tragis terjadi kembali menimpa para dai.
Ustadz Misbahul mengatakan, Ustadz Arman ditembak di depan rumahnya selepas melaksanakan sholat Maghrib berjamaah pada Ahad (19/9/2021).
Ustadz Misbahul mengatakan, Ustadz Arman ditembak di depan rumahnya selepas melaksanakan sholat Maghrib berjamaah pada Ahad (19/9/2021).
Ustadz Abu Syahid Chanigo juga mengalami penyerangan pada Senin (20/9) saat menyampaikan ceramah di depan jamaah pengajian.
Untuk itu, DDII mengutuk dengan keras pelaku dan dalang di balik peristiwa penyerangan da'i ini.
Untuk itu, DDII mengutuk dengan keras pelaku dan dalang di balik peristiwa penyerangan da'i ini.
"Saya tak habis pikir, peristiwa kekerasan semacam ini secara berkala terus berulang. Seperti ada pola yang sama atau sistemik sehingga terindikasi kuat didalangi pihak tertentu. Saya mendesak pihak berwajib tidak main-main dengan peristiwa semacam ini," kata Ustadz Misbahul dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/9/2021).
Ia mengaku khawatir jika nanti peristiwa ini terjadi lagi dan pihak berwajib lalai mengungkap siapa dalang di balik semua ini. Maka akan berujung masalah yang tidak diinginkan bersama.
Ia menerangkan, sejak berdiri 1967, DDII telah menempatkan ribuan dai di seluruh pelosok Indonesia untuk membina iman dan akhlak kaum Muslimin untuk menjadi Muslim yang baik.
Ia mengaku khawatir jika nanti peristiwa ini terjadi lagi dan pihak berwajib lalai mengungkap siapa dalang di balik semua ini. Maka akan berujung masalah yang tidak diinginkan bersama.
Ia menerangkan, sejak berdiri 1967, DDII telah menempatkan ribuan dai di seluruh pelosok Indonesia untuk membina iman dan akhlak kaum Muslimin untuk menjadi Muslim yang baik.
"Kekerasan yang terjadi ini membuat kami mengirim sinyal siaga satu kepada ribuan dai untuk bersiap siaga terhadap segala kemungkinan, kami tidak mau kecolongan," ujarnya.
Ustadz Misbahul juga telah meminta secara khusus kepada bidang yang mengurus dai di DDII untuk melakukan langkah-langkah antisipatif. Salah satunya dengan menghubungi aparat setempat jika dirasa ada hal-hal yang mencurigakan saat melaksanakan tugas mereka membina masyarakat di lapangan.
"Para dai kami selama ini selalu bermitra dengan pejabat dan aparat terkait di dalam melaksanakan tugas-tugas dakwahnya, oleh sebab itu kami meminta dengan serius agar Kapolri dan Panglima TNI menginstruksikan secara khusus para aparat di bawahnya untuk melindungi kerja dakwah dai kami di lapangan," kata Ustadz Misbahul. (ROL)
Ustadz Misbahul juga telah meminta secara khusus kepada bidang yang mengurus dai di DDII untuk melakukan langkah-langkah antisipatif. Salah satunya dengan menghubungi aparat setempat jika dirasa ada hal-hal yang mencurigakan saat melaksanakan tugas mereka membina masyarakat di lapangan.
"Para dai kami selama ini selalu bermitra dengan pejabat dan aparat terkait di dalam melaksanakan tugas-tugas dakwahnya, oleh sebab itu kami meminta dengan serius agar Kapolri dan Panglima TNI menginstruksikan secara khusus para aparat di bawahnya untuk melindungi kerja dakwah dai kami di lapangan," kata Ustadz Misbahul. (ROL)
Seruan MUI
Hal senada dikemukakan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Wakil Ketua Komisi Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) MU) Manager Nasution mengatakan, aparat penegak hukum diminta menjawab pertanyaan publik dengan mengungkap secara tuntas kasus penyerangan tokoh agama atau dai.
Maneger Nasution mengatakan sekarang aparat masih mampu menghadirkan keyakinan atau kepercayaan dari masyarakat.
Namun, menurutnya kecurigaan publik terkait peristiwa penyerangan tokoh agama yang berulang juga bukan tidak beralasan.
"(Kecurigaan publik) ada dugaan ini, ada praduga ini, bahwa ini konspirasi, bahwa ini (penyerangan tokoh agama) sistematis, bahwa ini by design dan seterusnya," katanya, Rabu (22/9/2021).
Ia menegaskan, sudah menjadi tugas negara dalam hal ini pemerintah khususnya aparat keamanan untuk memastikan atau menjawab pertanyaan publik. Aparat bisa menjawabnya dengan kinerja dan membuktikan dugaan publik terhadap penyerangan tokoh agama dilakukan secara sistematis itu salah.
Ia mengatakan, kalaupun ada bukti penyerangan tokoh agama dilakukan secara sistematis misalnya. Maka aparat penegak hukum sebaiknya mengungkapnya secara tuntas kepada publik, siapa aktor intelektual di balik penyerangan itu.
"Kalau tidak (diusut secara tuntas), maka kemudian yang rugi bangsa ini, karena kemudian akan terjadi lagi pengulangan peristiwa yang sama karena kita tidak menuntaskan akar masalahnya," ujarnya.
Sebelumnya, terjadi penembakan terhadap Ustadz Arman di depan rumahnya selepas melaksanakan sholat Maghrib berjamaah pada Ahad (19/9). Ustadz Abu Syahid Chanigo juga mengalami penyerangan pada Senin (20/9) saat menyampaikan ceramah di depan jamaah pengajian. Tahun lalu terjadi peristiwa penusukan kepada Syekh Ali Jaber di Lampung. (ROL)
Post a Comment