Di postingan sebelumnya kita sudah bahas hukum pamer ibadah di media sosial dan fenomena pamer amal dan ujub di kalangan warganet (netizen).
Kali ini Risalah Islam membahas khusus tentang pengertian riya dan contohnya, sebagai peringatan (tadzkirah) bagi kita agar ikhlas dalam amal kebaikan atau ibadah.
Pengertian Riya
Secara bahasa, riya' (رياء) yang berasal dari kata arriyaa’u artinya "memperlihatkan" atau pamer.
Jadi, riya' menurut bahasa Arab artinya memperlihatkan sesuatu kepada orang lain, baik barang maupun perbuatan baik, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya memujinya.
Istilah lain yang semakna dengan riya adalah sum'ah, yaitu berbuat kebaikan agar kebaikan itu didengar orang lain dan dipujinya, walaupun kebaikan itu berupa amal ibadah kepada Allah SWT.
Dalam hadis Rasulullah SAW dijelaskan:
مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللّٰهُ بِهِ وَمَنْ يُرَاءِ يُرَاءِ اللّٰه بِهِ
"Barangsiapa (berbuat baik) karena ingin didengar oleh orang lain (sum'ah), maka Allah akan memperdengarkan kejelekannya kepada orang lain. dan barang siapa (berbuat baik) karena ingin dilihat oleh orang lain (tiya') , maka Allah akan memperlihatkan kejelekannya kepada orang lain." (HR. Bukhari).
Riya' Ciri Munafik
Dalam Al-Qur'an disebutkan, riya termasuk ciri orang munafik.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS An-Nisa:142).
Riya' adalah syirik kecil
Riya' adalah syirik kecil atau menuhankan selain Allah SWT dalam level kecil.
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari Kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia “Pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya’ kepada mereka di dunia. Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka?” [HR Ahmad]
Menghapus Pahala
Riya' menghapus pahala amalan seseorang. Ibadah yang diwarnai riya tidak ada harapan untuk diterima oleh Allah SWT karena salah satu syarat amal diterima oleh Allah SWT adalah dilakukan dengan iklhas, hanya karena Allah SWT saja.
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya” [QS Al-Kahfi/18 : 110]
Semua amalan pasti terjadi dengan niat.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya semua amalan ini terjadi dengan niat, dan setiap orang mendapatkan apa yang dia niatkan” (HR Bukhari dan Muslim).
Niat amal kebaikan haruslah ikhlas karena Allah SWT.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat ; dan yang demikian itulah agama yang lurus” [QS Al-Bayyinah/98 : 5]
Jenis-Jenis Riya dan Contohnya
Di antara jenis riya’ ialah sebagi berikut.
1. Riya Yang Berkaitan dengan Badan
Misalnya dengan menampakkan kekurusan dan wajah pucat, agar penampakan ini, orang-orang yang melihatnya menilainya memiliki kesungguhan dan dominannya rasa takut terhadap akhirat.
Yang mendekati penampilan seperti ini ialah dengan merendahkan suara, menjadikan dua matanya menjadi cekung, menampakkan keloyoan badan, untuk menampakkan bahwa ia rajin berpuasa.
2. Riya Dari Sisi Pakaian
Misalnya, membiarkan bekas sujud pada wajah, mengenakan pakaian jenis tertentu yang biasa dikenakan oleh sekelompok orang yang masyarakat menilai mereka sebagai ulama, maka dia mengenakan pakaian itu agar dikatakan sebagai orang alim.
3. Riya Dengan Perkataan
Umumnya, riya’ seperti ini dilakukan oleh orang-orang yang menjalankan agama. Yaitu dengan memberi nasihat, memberi peringatan, menghafalkan hadits-hadits dan riwayat-riwayat, dengan tujuan untuk berdiskusi dan melakukan perdebatan, menampakkan kelebihan ilmu, berdzikir dengan menggerakkan dua bibir di hadapan orang banyak, menampakkan kemarahan terhadap kemungkaran di hadapan manusia, membaca Al-Qur’an dengan merendahkan dan melembutkan suara.
Semua itu untuk menunjukkan rasa takut, sedih, dan khusyu’ (kepada Allah).
4. Riya’ Dengan Perbuatan
Seperti riya’nya seseorang yang shalat dengan berdiri sedemikian lama, memanjangkan ruku, sujud dan menampakkan kekhusyu’an, riya’ dengan memperlihatkan puasa, perang (jihad), haji, shadaqah dan semacamnya.
Jenis riya' nomor 3 dan 4 menggejala di era media sosial. Banyak orang pamer kebaikan di Facebook, Instagram, TikTok, dan media sosial lainnya dengan maksud mendapatkan pujian. Na'udzubillahi min dzalik.
5. Riya’ Dengan Kawan-Kawan
Seperti orang yang memberatkan dirinya meminta kunjungan seorang alim (ahli ilmu) atau ‘abid (ahli ibadah), agar dikatakan “sesungguhnya si Fulan telah mengunjungi si Fulan”. Atau juga mengundang orang banyak untuk mengunjunginya, agar dikatakan “sesungguhnya orang-orang baragama sering mendatanginya”. (Sumber: Majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XII/1429H/2008M).
Demikian Pengertian Riya, Hukum dan Contohnya dalam Islam. Wallahu a'lam bish-shawabi.
@risalahislamcom Pamer amal kebaikan disebut ##riya ##sedekah ##giveaways ##fyp ##kontenislami ##risalahislam
♬ original sound - Risalah Islam
Post a Comment