Politikus yang memilih aksi anti-Islam untuk mendongkrak popularitas itu mengaku, ia diundang untuk membakar Al-Qur'an oleh seorang seniman jalanan Swedia, Dan Park.
Ia mengatakan, pembakaran Al-Qur'an akan berlangsung pada 28 Agustus di dekat sebuah masjid di distrik Rosengard.
Paludan menggambarkan aksinya tersebut sebagai bentuk "membela rakyat sebangsanya" di Swedia.
"Saudara-saudara kami di Swedia dimusnahkan di negara mereka sendiri, jadi yang bisa kami lakukan untuk membantu mereka adalah muncul di salah satu daerah mereka yang diduduki dan memberi tahu pendapat jujur kami tentang Al-Qur'an," kata Paludan melalui sebuah pernyataan seperti dilansir Sputnik News, Kamis (6/8/2020).
"Al-Quran akan terbakar di Rosengard," bunyi Partai Stram Kurs dikutip cnnindonesia.com.
Meski partainya belum masuk ke parlemen, Paludan telah membuat partai dan dirinya terkenal dengan aksi anti-Islam seperti membakar Al-Qur'an di seluruh wilayah yang didominasi imigran di Denmark.
Paludan Bakar Al-Quran.* |
Kini Paludan terus berada dalam perlindungan dan penjagaan polisi yang telah menelan biaya hingga ratusan jutaan krone Denmark.
Paludin bukan satu-satunya politikus di Eropa yang menempuh jalan anti-Islam untuk meraih popularitas.
Di Belanda, ada Geert Wilders yang pernah menyatakan "seluruh muslim harus dilarang masuk Eropa". Wilders juga menyerukan seluruh muslim untuk keluar dari Islam.
Di Ceko,politikus berdarah Jepang, Tomio Okamura, pernah menulis di akun Facebooknya agar masyarakat mengganggu umat Islam, khususnya imigran. Ia menyerukan pemilik hewan babi dan anjing, yang dianggap najis buat muslim, melepas hewan-hewan mereka di masjid.*
Post a Comment