Dilansir laman resminya, Jumat (27/3/2020), imbauan itu dituangkan dalam surat edaran tertanggal 29 Rajab 1441 H / 24 Maret 2020 M yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Agung Danarto.
Isi surat edaran tidak jauh berbeda dengan Fatwa MUI No. 14 Tahun 2020 tentang Pedoman Ibadah di Tengah Wabah Corona.
Diam di rumah (stay at home) dan melakukan jaga jarak (social distancing) dipercaya mampu menekan penyebaran Covid-19. Sekolah diliburkan. Demikian pula masjid "meliburkan" shalat berjamaah dan shalat Jumat.
Berdasarkan dalil-dalil Al Qur'an dan Sunnah serta data ilmiah dari para ahli, PP Muhammadiyah mengemukakan hal-hal sebaga berikut.
a. Salat tarawih dilakukan di rumah masing-masing dan takmir tidak perlu mengadakan salat berjamaah di masjid, musala dan sejenisnya, termasuk kegiatan Ramadan yang lain (ceramah-ceramah, tadarus berjamaah, iktikaf dan kegiatan berjamaah lainnya).
b. Puasa Ramadan tetap dilakukan kecuali bagi orang yang sakit dan yang kondisi kekebalan tubuhnya tidak baik, dan wajib menggantinya sesuai dengan tuntunan syariat.
c. Untuk menjaga kekebalan tubuh, puasa Ramadan dapat ditinggalkan oleh tenaga kesehatan yang sedang bertugas dan menggantinya sesuai dengan tuntunan syariat.
d. Sholat Idul fitri adalah sunnah muakkadah dan merupakan syiar agama yang amat penting. Namun apabila pada awal Syawal 1441 H mendatang tersebarnya virus corona belum mereda, sholat Idul Fitri dan seluruh rangkaiannya (mudik, pawai takbir, halal bihalal, dan lain sebagainya) tidak perlu diselenggarakan.
Kumandang takbir Idul Fitri dapat dilakukan di rumah masing-masing selama darurat Covid-19.
a. Salat tarawih dilakukan di rumah masing-masing dan takmir tidak perlu mengadakan salat berjamaah di masjid, musala dan sejenisnya, termasuk kegiatan Ramadan yang lain (ceramah-ceramah, tadarus berjamaah, iktikaf dan kegiatan berjamaah lainnya).
b. Puasa Ramadan tetap dilakukan kecuali bagi orang yang sakit dan yang kondisi kekebalan tubuhnya tidak baik, dan wajib menggantinya sesuai dengan tuntunan syariat.
c. Untuk menjaga kekebalan tubuh, puasa Ramadan dapat ditinggalkan oleh tenaga kesehatan yang sedang bertugas dan menggantinya sesuai dengan tuntunan syariat.
d. Sholat Idul fitri adalah sunnah muakkadah dan merupakan syiar agama yang amat penting. Namun apabila pada awal Syawal 1441 H mendatang tersebarnya virus corona belum mereda, sholat Idul Fitri dan seluruh rangkaiannya (mudik, pawai takbir, halal bihalal, dan lain sebagainya) tidak perlu diselenggarakan.
Kumandang takbir Idul Fitri dapat dilakukan di rumah masing-masing selama darurat Covid-19.
Tetapi bila berdasarkan ketentuan pihak berwenang covid-19 sudah mereda dan dapat dilakukan konsentrasi banyak orang, maka dapat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan petunjuk dan ketentuan yang dikeluarkan pihak berwenang mengenai hal itu.
Kapan Virus Corona Berakhir?
Wabah Virus Corona alias Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) diprediksi masih mengancam hingga Ramadhan dan bahkan pasca lebaran.
Pendiri Microsoft, Bill Gates, memprediksi wabah Corona bisa berlangsung dua bulan.
"Jika sebuah negara melakukan pekerjaan bagus dengan tes dan shut down, maka dalam 6 sampai 10 minggu seharusnya hanya ada sedikit kasus dan bisa membuka diri kembali," katanya dikutip detikINET dari CNBC.
"Kita berada di masa lockdown untuk jangka panjang, setidaknya satu atau dua bulan lagi," kata Eric Feigl-Ding, ekonom kesehatan global di Harvard Chan School of Public Health, kepada CNBC Capital Connection.
"Virus ini tidak akan hilang dalam tiga minggu ke depan, tidak peduli bagaimana kita ingin membandingkan dengan Wuhan," kata Feigl-Ding, merujuk pada kasus-kasus virus corona di AS (Tribunnews).
"Ini bukan Wuhan, kita tidak bisa mengalihkan seperempat dokter dan perawat dari bagian lain negara untuk datang ke satu pusat pandemi seperti yang dilakukan Cina. Jadi, sekali lagi, kita berada di masa ini setidaknya selama dua bulan atau lebih," imbuhnya.
Penasihat senior Direktur Jenderal WHO, Dr Bruce Aylward, menyatakan, wabah virus corona masih sangat mungkin menyebar di berbagai penjuru dunia berbulan-bulan ke depan.
"Jika kembali melihat China, mereka mengidentifikasi virus pada awal Januari, mereka melakukan segalanya, dan memperkirakan mungkin akhir Maret akan bebas dari corona, ya berarti 3 bulan ya," kata Bruce Aylward kepada Time.
Namun, jangka waktu itu bisa berbeda jika negara-negara tidak setanggap China atau Korea Selatan.
"Sekarang kalau kita lihat Eropa, Amerika Utara dan Timur tengah, pertumbuhan kasusnya meningkat terus menerus. Negara-negara ini masih menghadapi tantangan selama berbulan-bulan ke depan," tambahnya.
Ia menegaskan, kalau negara-negara bisa melakukan penanganan layaknya China, Korea Selatan, dan Singapura maka dunia bisa saja pulih di tiga bulan yang akan datang. (Suara)
Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) Institut Teknologi Bandung (ITB) memprediksi, epidemi virus corona akan berakhir di Indonesia pada akhir Mei hingga awal Juni 2020.
Artinya, epidemi Covid-19 itu belum berakhir saat memasuki mudik Lebaran 2020.
Simulasi dari tim peneliti P2MS ITB memperkirakan wabah Covid-19 di Indonesia akan mengalami puncak pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020. (CNN)
Pendiri Microsoft, Bill Gates, memprediksi wabah Corona bisa berlangsung dua bulan.
"Jika sebuah negara melakukan pekerjaan bagus dengan tes dan shut down, maka dalam 6 sampai 10 minggu seharusnya hanya ada sedikit kasus dan bisa membuka diri kembali," katanya dikutip detikINET dari CNBC.
"Kita berada di masa lockdown untuk jangka panjang, setidaknya satu atau dua bulan lagi," kata Eric Feigl-Ding, ekonom kesehatan global di Harvard Chan School of Public Health, kepada CNBC Capital Connection.
"Virus ini tidak akan hilang dalam tiga minggu ke depan, tidak peduli bagaimana kita ingin membandingkan dengan Wuhan," kata Feigl-Ding, merujuk pada kasus-kasus virus corona di AS (Tribunnews).
"Ini bukan Wuhan, kita tidak bisa mengalihkan seperempat dokter dan perawat dari bagian lain negara untuk datang ke satu pusat pandemi seperti yang dilakukan Cina. Jadi, sekali lagi, kita berada di masa ini setidaknya selama dua bulan atau lebih," imbuhnya.
Penasihat senior Direktur Jenderal WHO, Dr Bruce Aylward, menyatakan, wabah virus corona masih sangat mungkin menyebar di berbagai penjuru dunia berbulan-bulan ke depan.
"Jika kembali melihat China, mereka mengidentifikasi virus pada awal Januari, mereka melakukan segalanya, dan memperkirakan mungkin akhir Maret akan bebas dari corona, ya berarti 3 bulan ya," kata Bruce Aylward kepada Time.
Namun, jangka waktu itu bisa berbeda jika negara-negara tidak setanggap China atau Korea Selatan.
"Sekarang kalau kita lihat Eropa, Amerika Utara dan Timur tengah, pertumbuhan kasusnya meningkat terus menerus. Negara-negara ini masih menghadapi tantangan selama berbulan-bulan ke depan," tambahnya.
Ia menegaskan, kalau negara-negara bisa melakukan penanganan layaknya China, Korea Selatan, dan Singapura maka dunia bisa saja pulih di tiga bulan yang akan datang. (Suara)
Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) Institut Teknologi Bandung (ITB) memprediksi, epidemi virus corona akan berakhir di Indonesia pada akhir Mei hingga awal Juni 2020.
Artinya, epidemi Covid-19 itu belum berakhir saat memasuki mudik Lebaran 2020.
Simulasi dari tim peneliti P2MS ITB memperkirakan wabah Covid-19 di Indonesia akan mengalami puncak pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020. (CNN)
Kita berharap, kemuliaan dan keberkahan Ramadhan berdampak pada mereda dan menghilangnya ancaman Virus Corona. Amin Ya Rabbal 'Alamin. (www.risalahislam.com).*
Post a Comment