Arti Thala' al-Badru 'Alayna dan Sejarahnya.
Thala' al-Badru 'Alayna (طلع البدر علينا) adalah adalah syair atau nasyid yang dinyanyikan oleh kaum Ansar saat menyambut kedatangan Nabi Muhammad Saw di Yatsrib (sekarang Madinah) dalam peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah tahun 622 M. (Wikipedia).
Lagu ini telah berusia 1400 tahun dan disebut-sebut sebagai salah satu peninggalan kebudayaan Islam yang tertua.
Hadits tentang sejarah Thala'al Badru itu dinyatakan lemah (dhoif) dalam buku Hadits Lemah dan Palsu yang Populer Di Indonesia karya Ust. Ahmad Sabiq. Alasannya antara lain daerah Tsaniyatul Wada’ yang disebutkan dalam syair itu di arah Syam. Daerah ini tidak pernah dilewati oleh orang yang datang dari Makkah ke kota Madinah. Dan tidak akan melewatinya kecuali bila ia meneruskan perjalanan ke Syam”.
Meski demikian, kisah thola'al badru ini ada di hampir semua kitab sejarah yang menceritakan tentang kedatangan Rasulullah Saw ke kota Madinah.
Bait syair ini sudah menjadi bahan nyanyian sebagian kaum Muslimin dan menganggapnya sebagai sebuah nyanyain yang Islami.
Imam al-Ghozali dalam Ihya’ Ulumuddin bahkan menjadikannya sebagai dalil kehalalan nyanyian dan musik.
“Sisi dibolehkannya nyanyian adalah bahwa nyanyian adalah sesuatu yang bisa membangkitkan rasa senang dan gembira, maka semua yang boleh untuk bersenang senang dengannya maka boleh pula unytuk membangkitkan rasa senang dengan sesuatu tersebut. Dan yang menunjukkan akan bolehnya hal ini adalah riwayat yang menyatakan bahwa saat kedatangan Rosululloh ke kota Madinah maka para wanita menabuh duff (semacam gendang tanpa suara gemerincing) dan menyenandungkan thola'al badru 'alaina..."
Informasi lain menyebutkan, thala'al badru 'alayna dilantunkan penduduk Madinah ketika menyambut Nabi Muhammad Saw dan para sahabat sepulang dari Perang Tabuk.
Terlepas dari kontroversi sejarahnya, berikut ini arti sya'ir Thola'al Badru 'Alaina.
طلع البدر علينا
Tala‘a al-badru ‘alaynā
Wahai bulan purnama yang terbit kepada kita
من ثنيات الوداع
Min thanīyāti al-wadā‘
Dari lembah Wadā‘.
Wajab al-shukru ‘alaynā
Dan wajiblah kita mengucap syukur
ما دعى لله داع
Mā da‘ā lillāhi dā‘
Di mana seruan adalah kepada Allah.
أيها المبعوث فينا
Ayyuha al-mab‘ūthu fīnā
Wahai engkau yang dibesarkan di kalangan kami
جئت بالأمر المطاع
Ji’ta bil-amri al-mutā‘
Datang dengan seruan untuk dipatuhi
جئت شرفت المدينة
Ji’ta sharaft al-madīnah
Anda telah membawa kemuliaan kepada kota ini
مرحبا يا خير داع
Thala' al-Badru 'Alayna (طلع البدر علينا) adalah adalah syair atau nasyid yang dinyanyikan oleh kaum Ansar saat menyambut kedatangan Nabi Muhammad Saw di Yatsrib (sekarang Madinah) dalam peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah tahun 622 M. (Wikipedia).
Lagu ini telah berusia 1400 tahun dan disebut-sebut sebagai salah satu peninggalan kebudayaan Islam yang tertua.
Hadits tentang sejarah Thala'al Badru itu dinyatakan lemah (dhoif) dalam buku Hadits Lemah dan Palsu yang Populer Di Indonesia karya Ust. Ahmad Sabiq. Alasannya antara lain daerah Tsaniyatul Wada’ yang disebutkan dalam syair itu di arah Syam. Daerah ini tidak pernah dilewati oleh orang yang datang dari Makkah ke kota Madinah. Dan tidak akan melewatinya kecuali bila ia meneruskan perjalanan ke Syam”.
Meski demikian, kisah thola'al badru ini ada di hampir semua kitab sejarah yang menceritakan tentang kedatangan Rasulullah Saw ke kota Madinah.
Bait syair ini sudah menjadi bahan nyanyian sebagian kaum Muslimin dan menganggapnya sebagai sebuah nyanyain yang Islami.
Imam al-Ghozali dalam Ihya’ Ulumuddin bahkan menjadikannya sebagai dalil kehalalan nyanyian dan musik.
“Sisi dibolehkannya nyanyian adalah bahwa nyanyian adalah sesuatu yang bisa membangkitkan rasa senang dan gembira, maka semua yang boleh untuk bersenang senang dengannya maka boleh pula unytuk membangkitkan rasa senang dengan sesuatu tersebut. Dan yang menunjukkan akan bolehnya hal ini adalah riwayat yang menyatakan bahwa saat kedatangan Rosululloh ke kota Madinah maka para wanita menabuh duff (semacam gendang tanpa suara gemerincing) dan menyenandungkan thola'al badru 'alaina..."
Informasi lain menyebutkan, thala'al badru 'alayna dilantunkan penduduk Madinah ketika menyambut Nabi Muhammad Saw dan para sahabat sepulang dari Perang Tabuk.
Arti Thola'al Badru 'Alaina
Terlepas dari kontroversi sejarahnya, berikut ini arti sya'ir Thola'al Badru 'Alaina.
طلع البدر علينا
Tala‘a al-badru ‘alaynā
Wahai bulan purnama yang terbit kepada kita
من ثنيات الوداع
Min thanīyāti al-wadā‘
Dari lembah Wadā‘.
وجب الشكر علينا
Wajab al-shukru ‘alaynā
Dan wajiblah kita mengucap syukur
ما دعى لله داع
Mā da‘ā lillāhi dā‘
Di mana seruan adalah kepada Allah.
أيها المبعوث فينا
Ayyuha al-mab‘ūthu fīnā
Wahai engkau yang dibesarkan di kalangan kami
جئت بالأمر المطاع
Ji’ta bil-amri al-mutā‘
Datang dengan seruan untuk dipatuhi
جئت شرفت المدينة
Ji’ta sharaft al-madīnah
Anda telah membawa kemuliaan kepada kota ini
مرحبا يا خير داع
Marḥaban yā khayra dā‘
Selamat datang penyeru terbaik ke jalan Allah
Arti Thala' al-Badru 'Alayna Selengkapnya
Tala al-Badru alayna
(Di saat tiba bulan purnama! )
min thaniyyatil-Wada'
(dari lembah perpisahan)
wajaba al-shukru alayna
(Wajiblah bagi kita bersyukur)
ma da'a lillahi da'
(Terkabul lah doa Rasul s.a.w kepadaNya,)
Ayyuha al-mabhuthu fina
(Wahai Rasul s.a.w yang diutus untuk kami,)
Ji'ta bi-al-amri al-muta'
(Pembawa amanat suci)
Ji'ta sharrafta al-Madinah
(Telah kau muliakan kota ini(madinah))
marhaban ya khayra da'
(Selamat datangnya Rasul s.a.w )
Thala al Nurul Mubin
(Telah keluar cahaya yang terang)
Nuru Khairil Mursalin
(Cahaya yang terbaik daripada Rasul s.a.w)
Nuru Amnin Wa Salaam
( Cahaya Cahaya keselamatan dan keamanan)
Nuru Haqqin wa Yaqin
(Cahaya kebenaran dan kemuliaan Allah s.w.t)
Sadaqallahu Ta'ala
(Allah (Ta ‘ala) itu sebenar-benarnya)
Rahmatan Lil'aalamin
(Muhammad adalah rahmat bagi sekalian alam)
Fa alal Barri Shu'aa'
(di Tanah ada sebuah pancaran)
Wa alal Bahri Shu'aa'
( dan di Laut juga ada sebuah pancaran..)
Mursalun Bilhaqqi Jaa'
(Seorang Utusan yang telah datang dengan kebenaran)
Nutquhu Wahyussamaa'
(Ia berbicara bimbingan dari langit(Allah s.w.t))
Qawluhuu Qaulun Fasihun
(BicaraNya adalah begitu tepat)
Yatahaddal Bulaghaa'
(Ini tantangan para ahli)
Fihi Liljismi Shifaa'un
(penyembuh raga)
Fihi Lilro'hi dawaa'
(pengobat jiwa)
Ayyuhal Haadi Salaaman
(Salam aman sejahtera Rasul pembimbing kita, )
Maa Wa'al qur'aana wa ma
( berjanjikah anda…??)
Jaa’anal Haadi-l-Bashir
(Dia telah datang kepada kita; panduan, dan pembawa kabar,)
Mutliqul aanil Asir
(membebaskan penderitaan/kegelapan)
Murshidu-Sa’i Ithaa Maa
(Panduan kpd pengembara dikala…)
Abta’a-Saa’il Masir
( lambat/lemah [dan mendengar])
Dinuhu haqqun Suraahun
(AgamaNya adalah benar , menjulang tinggi)
Dinuhu Mulkun Kabir
(AgamaNya adalah milikNya yng teragung)
Huwa Fi-Dunya Naimun
(sungguh berharga di dunia ini)
Wa Fi-l-Ukhraa Mataa’
(Dan dalam kehidupan seterusnya(akhirat) itu adalah kenikmatan)
Selamat datang penyeru terbaik ke jalan Allah
Arti Thala' al-Badru 'Alayna Selengkapnya
Tala al-Badru alayna
(Di saat tiba bulan purnama! )
min thaniyyatil-Wada'
(dari lembah perpisahan)
wajaba al-shukru alayna
(Wajiblah bagi kita bersyukur)
ma da'a lillahi da'
(Terkabul lah doa Rasul s.a.w kepadaNya,)
Ayyuha al-mabhuthu fina
(Wahai Rasul s.a.w yang diutus untuk kami,)
Ji'ta bi-al-amri al-muta'
(Pembawa amanat suci)
Ji'ta sharrafta al-Madinah
(Telah kau muliakan kota ini(madinah))
marhaban ya khayra da'
(Selamat datangnya Rasul s.a.w )
Thala al Nurul Mubin
(Telah keluar cahaya yang terang)
Nuru Khairil Mursalin
(Cahaya yang terbaik daripada Rasul s.a.w)
Nuru Amnin Wa Salaam
( Cahaya Cahaya keselamatan dan keamanan)
Nuru Haqqin wa Yaqin
(Cahaya kebenaran dan kemuliaan Allah s.w.t)
Sadaqallahu Ta'ala
(Allah (Ta ‘ala) itu sebenar-benarnya)
Rahmatan Lil'aalamin
(Muhammad adalah rahmat bagi sekalian alam)
Fa alal Barri Shu'aa'
(di Tanah ada sebuah pancaran)
Wa alal Bahri Shu'aa'
( dan di Laut juga ada sebuah pancaran..)
Mursalun Bilhaqqi Jaa'
(Seorang Utusan yang telah datang dengan kebenaran)
Nutquhu Wahyussamaa'
(Ia berbicara bimbingan dari langit(Allah s.w.t))
Qawluhuu Qaulun Fasihun
(BicaraNya adalah begitu tepat)
Yatahaddal Bulaghaa'
(Ini tantangan para ahli)
Fihi Liljismi Shifaa'un
(penyembuh raga)
Fihi Lilro'hi dawaa'
(pengobat jiwa)
Ayyuhal Haadi Salaaman
(Salam aman sejahtera Rasul pembimbing kita, )
Maa Wa'al qur'aana wa ma
( berjanjikah anda…??)
Jaa’anal Haadi-l-Bashir
(Dia telah datang kepada kita; panduan, dan pembawa kabar,)
Mutliqul aanil Asir
(membebaskan penderitaan/kegelapan)
Murshidu-Sa’i Ithaa Maa
(Panduan kpd pengembara dikala…)
Abta’a-Saa’il Masir
( lambat/lemah [dan mendengar])
Dinuhu haqqun Suraahun
(AgamaNya adalah benar , menjulang tinggi)
Dinuhu Mulkun Kabir
(AgamaNya adalah milikNya yng teragung)
Huwa Fi-Dunya Naimun
(sungguh berharga di dunia ini)
Wa Fi-l-Ukhraa Mataa’
(Dan dalam kehidupan seterusnya(akhirat) itu adalah kenikmatan)
Post a Comment