TANYA: Sebaiknya kami (Muslimah), puasa qodho dulu atau puasa sunah bulan Syawal?
JAWAB: Dahulukan puasa qodho Ramadhan dulu, karena puasa qodho (membayar puasa Ramadhan yang ditinggalkan karena haid), hukumnya wajib dan itu utang yang wajib dilunasi, sedangkan puasa Syawal hukumnya sunnah.
Mayoritas ulama menyatakan, karena puasa Ramadhan wajib, dan bila punya utang puasa, maka dia harus segera menggantinya di bulan lain.
Jadi, sekali lagi, bayar dulu utang puasanya, baru mengerjakan puasa Syawal. Artinya, yang wajib dulu dibayar, baru mengerjakan yang sunah.
Syekh Abdullah bin Jibrin dalam kitab Al-Fatawa Al-Jami'ah Li al-Mar'ati al-Muslimah, menjelaskan, sebaiknya dikerjakan yang wajib dulu, yakni membayar utang puasa Ramadhan, baru kemudian mengerjakan puasa Syawal.
Alasannya, berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim, keutamaan puasa Syawal itu karena mengikuti puasa Ramadhan. Jadi, puasa Ramadhan harus disempurnakan terlebih dahulu, baru mengerjakan yang sunah.
Secara tegas, pendapat ulama yang mewajibkan puasa qodo lebih dulu antara lain dikemukakan dalam Fatwa Imam Ibnu Utsaimin tentang wanita yang memiliki utang puasa ramadhan.
إذا كان على المرأة قضاء من رمضان فإنها لا تصوم الستة أيام من شوال إلا بعد القضاء ، ذلك لأن النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ( من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال ) ومن عليها قضاء من رمضان لم تكن صامت رمضان فلا يحصل لها ثواب الأيام الست إلا بعد أن تنتهي من القضاء
Jika seorang wanita memiliki utang puasa ramadhan, maka dia tidak boleh puasa syawal kecuali setelah selesai qadha. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan, kemudian dia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal…”. Sementara orang yang masih memiliki utang puasa ramadhan belum disebut telah berpuasa ramadhan. Sehingga dia tidak mendapatkan pahala puasa 6 hari di bulan syawal, kecuali setelah selesai qadha. (Majmu’ Fatawa, 19/20).
Namun, memang ada juga ulama yang berpendapat boleh saja mengerjakan puasa sunah Syawal terlebih dahulu, mengingat waktunya sangat terbatas, yakni hanya satu bulan, sedangkan untuk mengganti puasa Ramadhan, diperbolehkan di bulan lain. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*
JAWAB: Dahulukan puasa qodho Ramadhan dulu, karena puasa qodho (membayar puasa Ramadhan yang ditinggalkan karena haid), hukumnya wajib dan itu utang yang wajib dilunasi, sedangkan puasa Syawal hukumnya sunnah.
Mayoritas ulama menyatakan, karena puasa Ramadhan wajib, dan bila punya utang puasa, maka dia harus segera menggantinya di bulan lain.
Jadi, sekali lagi, bayar dulu utang puasanya, baru mengerjakan puasa Syawal. Artinya, yang wajib dulu dibayar, baru mengerjakan yang sunah.
Syekh Abdullah bin Jibrin dalam kitab Al-Fatawa Al-Jami'ah Li al-Mar'ati al-Muslimah, menjelaskan, sebaiknya dikerjakan yang wajib dulu, yakni membayar utang puasa Ramadhan, baru kemudian mengerjakan puasa Syawal.
Alasannya, berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim, keutamaan puasa Syawal itu karena mengikuti puasa Ramadhan. Jadi, puasa Ramadhan harus disempurnakan terlebih dahulu, baru mengerjakan yang sunah.
Secara tegas, pendapat ulama yang mewajibkan puasa qodo lebih dulu antara lain dikemukakan dalam Fatwa Imam Ibnu Utsaimin tentang wanita yang memiliki utang puasa ramadhan.
إذا كان على المرأة قضاء من رمضان فإنها لا تصوم الستة أيام من شوال إلا بعد القضاء ، ذلك لأن النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ( من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال ) ومن عليها قضاء من رمضان لم تكن صامت رمضان فلا يحصل لها ثواب الأيام الست إلا بعد أن تنتهي من القضاء
Jika seorang wanita memiliki utang puasa ramadhan, maka dia tidak boleh puasa syawal kecuali setelah selesai qadha. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan, kemudian dia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal…”. Sementara orang yang masih memiliki utang puasa ramadhan belum disebut telah berpuasa ramadhan. Sehingga dia tidak mendapatkan pahala puasa 6 hari di bulan syawal, kecuali setelah selesai qadha. (Majmu’ Fatawa, 19/20).
Namun, memang ada juga ulama yang berpendapat boleh saja mengerjakan puasa sunah Syawal terlebih dahulu, mengingat waktunya sangat terbatas, yakni hanya satu bulan, sedangkan untuk mengganti puasa Ramadhan, diperbolehkan di bulan lain. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*
Post a Comment