Dua Wasiat Rasulullah Saw Menjelang Wafat: Shalat dan Peduli Dhuafa
Begitulah gambaran detik-detik akhir menjelang ajal Nabi Saw. Namun, penggalan kisah tersebut dianggap lemah (dhoif) karena tidak ada sumber yang jelas.
Meski demikian, fokus kita bukan pada kisahnya, tapi pada ucapan atau sabda Rasulullah Saw tentang ash-shalaah wamaa malakat aimanumum.
Dalam riwayat shahih:
"Ummu Salamah radhiyallahu 'anha meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ketika dalam keadaan sekarat bersabda: "Jagalah shalat, jagalah shalat, dan orang-orang lemah di antaramu". (HR Ahmad, dishahihkan Al Albani di dalam Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah).
Hadis di atas (الصَّلاة الصَّلاة َ وما ملكت َ أيمانكم) juga diriwayatkan dalam hadis sahih An-Nasa’iy Al-Kubra.
Ada dua wasiat yang disampaikan Nabi Saw menjelang ajalnya dalam ucapan beliau "Ushikum bi al-shalati wa ma malakat aimanukum":
Shalat dan Peduli Dhuafa adalah cermin kesalehan individu dan kesalehan sosial.
Shalat adalah inti ibadah kepada Allah. Shalat merupakan ibadah utama sekaligus kewajiban paling poko umat Islam.
Shalat merupakan amal ibadah yang dihisah terlebih dahulu dan bahkan menjadi barometer penilaian amal seseorang di akhirat.
Namin, shalat saja tidak cukup. Ucapan salam di akhir shalat adalah simbol kewajiban umat Islam menebarkan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan kepada sesama manusia.
Kepedulian sosial, antara lain dengan cara zakat, infak, sedekah, dan kepedulian sosial, merupakan salah satu "follow up" ibadah shalat dalam kehidupan sosial.
Muslim yang baik adalah muslim yang taat beribadah, namun juga memiliki hubungan baik dengan sesama. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*
DIRIWAYATKAN, sesaat sebelum Rasulullah Muhammad Saw wafat, beliau sempat membisikan sebuah wasiat bagi umat Islam.
Saat tubuh Nabi Saw mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi, tiba-tiba beliau menggerakkan bibirnya hendak membisikkan sesuatu.
Ali bin Abi Thalib yang saat itu ada di dekat beliau, segera mendekatkan telinganya. Rasulullah Saw pun berbisik: “Ushikum bi al-shalati wa ma malakat aimanukum" yang artinya "Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Saat Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Nabi Saw yang mulai kebiruan, Rasul berbisik lagi: “Ummati, ummati, ummati" (umatku, umatku, umatku).” Sesaat kemudian, Rasulullah Muhammad Saw pun berpulang ke hadirat Ilahi.
Begitulah gambaran detik-detik akhir menjelang ajal Nabi Saw. Namun, penggalan kisah tersebut dianggap lemah (dhoif) karena tidak ada sumber yang jelas.
Meski demikian, fokus kita bukan pada kisahnya, tapi pada ucapan atau sabda Rasulullah Saw tentang ash-shalaah wamaa malakat aimanumum.
Dalam riwayat shahih:
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رضي الله عنها, أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- حِينَ حُضِرَ جَعَلَ يَقُولُ « الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ».
Hadis di atas (الصَّلاة الصَّلاة َ وما ملكت َ أيمانكم) juga diriwayatkan dalam hadis sahih An-Nasa’iy Al-Kubra.
- Shalat
- Peduli Dhuafa
Shalat dan Peduli Dhuafa adalah cermin kesalehan individu dan kesalehan sosial.
Shalat adalah inti ibadah kepada Allah. Shalat merupakan ibadah utama sekaligus kewajiban paling poko umat Islam.
Shalat merupakan amal ibadah yang dihisah terlebih dahulu dan bahkan menjadi barometer penilaian amal seseorang di akhirat.
Namin, shalat saja tidak cukup. Ucapan salam di akhir shalat adalah simbol kewajiban umat Islam menebarkan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan kepada sesama manusia.
Kepedulian sosial, antara lain dengan cara zakat, infak, sedekah, dan kepedulian sosial, merupakan salah satu "follow up" ibadah shalat dalam kehidupan sosial.
Muslim yang baik adalah muslim yang taat beribadah, namun juga memiliki hubungan baik dengan sesama. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*
Post a Comment