Banyak sekali berkah dan hikmah Puasa Ramadan. Salah satunya bisa menyembuhkan tiga penyakit.
PADA diri manusia terdapat tiga penyakit yang merusak. Puasa Ramadhan dapat menyembuhkan ketiga penyakit hati ini.
Pertama "I'jabul mar'i bi nafsihi". Penyakit berupa rasa kagum kepada diri sendiri. Merasa paling hebat, paling pandai, paling ahli, paling bersih, dst.
Kedua, syahhun matho'un. Penyakit kikir, pelit, yang akut. Penyakit ini membuat seseorang tidak punya rasa murah hati kepada orang lain. Benci setengah mati terhadap kemurahan, sederkah, atau derma. Orang-orang miskin yang membutuhkan pertolongan dianggap pengemis dan pemalas semua.
Ketiga, hawa'aun mattaba'un. Hawa nafsu menjadi ikutan. Hawa nafsu dimanjakan. Bukan dikendalikan.Setiap keinginannya dituruti.
Bulan Ramadhan menjadi obat penawar ketiga penyakit hati itu. Puasa menumbuhkan rasa rendah hati (tawadhu') dan koreksi diri sehingga kelemahan dan kekurangan diri nampak jelas.
Puasa juga menumbuhkan sifat pemurah. Sifat dermawan. Suka menolong. Karena Ramadhan disebut "Syahrul Jud", bulan kedermawanan.
Ramadhan disebut juga "Syahrul Muwasah", saat yang tepat untuk gemar dan meningkatkan amal baik berupa suka memberikan pertolongan.
Kebajikan dilipatgandakan ganjarannya menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat (Hadits Sahih Muslim). Sedekah itu menghapus dosa,ibarat air memadamkan api (Hadis Riwayat Imam Turmudi).
Puasa identik dengan pengendalian hawa nafsu. Puasa merupakan perisai dari perkataan keji, buruk dan kampanye hitam tak berguna (Hadis sahih riwayat Imam Bukhori)
Tapi dengan syarat, puasanya baik dan benar. Tidak hanya sekadar menahan perut lapar dan dahaga, melainkan puasa yang "imanan wahtisaban" (penuh keimanan dan mengharap pahala Allah SWT), sehingga semua anggota badan ikut berpuasa.
Mulut tidak mengeluarkan kata-kata dusta dan provokatif. Mata tidak melihat kemaksiatan dan kerusakan.
Telinga tidak mendengar suara hasutan, fitnah, adu-domba. Tangan tidak melakukan tindakan-tindakan menyakitkan. Hati dan otak bersih dari segala yang rendah dan hina.Malah berhiaskan segala hal yang utama dan terpuji. Murni dari segala sesuatu selain Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Semoga Ibadah Ramadhan dapat menyembuhkan penyakit hati dalam diri kita sehingga kita menjadi orang yang baik, jujur, dermawan, mampu mengendalikan hawa nafsu, dan diampuni segala dosa. Amin...! Wasalam. (www.risalahislam.com/sumber: Syekh Atha'illah Asy-Syukandari dalam Kitab "Hikam").
>>> Jangan Lewatkan: Panduan Ibadah Ramadhan
PADA diri manusia terdapat tiga penyakit yang merusak. Puasa Ramadhan dapat menyembuhkan ketiga penyakit hati ini.
Pertama "I'jabul mar'i bi nafsihi". Penyakit berupa rasa kagum kepada diri sendiri. Merasa paling hebat, paling pandai, paling ahli, paling bersih, dst.
Kedua, syahhun matho'un. Penyakit kikir, pelit, yang akut. Penyakit ini membuat seseorang tidak punya rasa murah hati kepada orang lain. Benci setengah mati terhadap kemurahan, sederkah, atau derma. Orang-orang miskin yang membutuhkan pertolongan dianggap pengemis dan pemalas semua.
Ketiga, hawa'aun mattaba'un. Hawa nafsu menjadi ikutan. Hawa nafsu dimanjakan. Bukan dikendalikan.Setiap keinginannya dituruti.
Bulan Ramadhan menjadi obat penawar ketiga penyakit hati itu. Puasa menumbuhkan rasa rendah hati (tawadhu') dan koreksi diri sehingga kelemahan dan kekurangan diri nampak jelas.
Puasa juga menumbuhkan sifat pemurah. Sifat dermawan. Suka menolong. Karena Ramadhan disebut "Syahrul Jud", bulan kedermawanan.
Ramadhan disebut juga "Syahrul Muwasah", saat yang tepat untuk gemar dan meningkatkan amal baik berupa suka memberikan pertolongan.
Kebajikan dilipatgandakan ganjarannya menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat (Hadits Sahih Muslim). Sedekah itu menghapus dosa,ibarat air memadamkan api (Hadis Riwayat Imam Turmudi).
Puasa identik dengan pengendalian hawa nafsu. Puasa merupakan perisai dari perkataan keji, buruk dan kampanye hitam tak berguna (Hadis sahih riwayat Imam Bukhori)
Tapi dengan syarat, puasanya baik dan benar. Tidak hanya sekadar menahan perut lapar dan dahaga, melainkan puasa yang "imanan wahtisaban" (penuh keimanan dan mengharap pahala Allah SWT), sehingga semua anggota badan ikut berpuasa.
Mulut tidak mengeluarkan kata-kata dusta dan provokatif. Mata tidak melihat kemaksiatan dan kerusakan.
Telinga tidak mendengar suara hasutan, fitnah, adu-domba. Tangan tidak melakukan tindakan-tindakan menyakitkan. Hati dan otak bersih dari segala yang rendah dan hina.Malah berhiaskan segala hal yang utama dan terpuji. Murni dari segala sesuatu selain Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Semoga Ibadah Ramadhan dapat menyembuhkan penyakit hati dalam diri kita sehingga kita menjadi orang yang baik, jujur, dermawan, mampu mengendalikan hawa nafsu, dan diampuni segala dosa. Amin...! Wasalam. (www.risalahislam.com/sumber: Syekh Atha'illah Asy-Syukandari dalam Kitab "Hikam").
>>> Jangan Lewatkan: Panduan Ibadah Ramadhan
Post a Comment