Menyikapi Kezhaliman & Kemunkaran dengan Doa. Doa adalah senjata kaum mukmin dan kaum lemah (tertindas).
KEZHALIMAN (sikap aniaya) dan kemunkaran merajalela. Banyak (atau kebanyakan?) pejabat negara ini mementingkan diri sendiri dan golongannya. Korupsi marak. Rakyat kian menjerit dengan kenaikan harga-harga.
Di tengah kesulitan ekonomi yang dialami rakyat, eh.... Mendagri mengusulkan agar semua partai politik mendapatkan bantuan uang dari negara 1 triliun per tahun!
Rakyat kecil hanya bisa mengelus dada dan geleng-geleng kepala, sambil mengucapkan istighfar. Sudah "rajin" korupsi, masih juga berusaha menguras uang negara "secara resmi"?
Yang ada di kepala (pikiran) dan hati mayoritas pejabat di negara ini, terutama para wakil rakyat yang sudah bergaji besar banget, adalah uang dan uang, untuk dana kampanye dan "membeli suara".
Sungguh sebuah kezhaliman yang besar! Namun, Risalah Islam melalui penuturan mulia Rasulullah Saw sudah memprediksi hal itu. Nabi Saw pun memberikan jalan keluar bagi kita, kaum Muslim, untuk menyikapinya, bukan dengan kekerasan, tapi dengan DOA. (Baca: Kekuatan Doa).
Mari kita doakan agar para pejabat negeri ini menyadari kekeliruannya dan bertobat. Mari, berdoa pula bagi mereka yang sudah "tersihir pencitraan" sehingga salah memilih pemimpin agar menyadari kekhilafannya.
"Takutlah kalian dari berlaku zhalim, sesungguhnya kezhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat" (HR. Muslim & Ahmad dari Jabir bin Abdullah).
"Takutlah terhadap doa orang yang terzhalimi. Sesungguhnya tidak ada antara dia dan Allah Ta'ala tabir penghalang" (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa-i dari Ibnu Abbas ra)
"Doa orang yang terzhalimi pasti dikabulkan, kendatipun ia seorang yang fajir (pelaku maksiat), karena kefajiran tersebut untuk dirinya sendiri" (HR. Ahmad dari Abu Hurairah ra.)
"Takutlah terhadap doa orang yang terzhalimi. Sesungguhnya tidak ada antara dia dan Allah Ta'ala tabir penghalang" (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa-i dari Ibnu Abbas ra)
"Doa orang yang terzhalimi pasti dikabulkan, kendatipun ia seorang yang fajir (pelaku maksiat), karena kefajiran tersebut untuk dirinya sendiri" (HR. Ahmad dari Abu Hurairah ra.)
"Tidaklah seorang hamba diberikan amanah oleh Allah Ta'ala untuk mengurus rakyatnya, kemudian mati dalam keadaan menipu rakyatnya tersebut, melainkan Allah akan mengharamkan baginya surga pada hari kiamat kelak" (HR. Muslim dari Ma'qil Ibnu Yasar).
Hukuman bagi pejabat korup sudah nyata di dunia. Mereka dipermalukan. Bukan saja diri mereka yang malu dan ternista, tapi juga istri/suami, anak-anaknya, keponakannya, kerabatnya, kenalannya, dan sebagainya.
Itulah sebabnya, para koruptor saat ini berlomba-lomba memubarkan KPK agar kezhaliman mereka tidak dibongkar dan keluarga mereka tidak dipermalukan. Btw, partai mana yang paling banyak koruptornya? Jangan heran, saat berkuasa, mereka akan melemahkan lembaga anti-korupsi! Wallahu a'alm bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*
Post a Comment