Untaian Kata Mutiara Hikmah: Penyejuk Hati & Motivasi Amal (Bagian 3). Baik untuk disebarkan di Status Facebook & Twitter.
"Barangsiapa mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun" (HR. Muslim)
"Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk." (QS. Hud:114). Wallahu a'lam.
“Berikanlah nasihat hanya pada yang membutuhkannya dan memberi nasihat tanpa menggurui, mempermalukan yang dinasihati, serta tanpa merasa lebih mulia dari yang dinasihati adalah ciri kematangan seseorang.” “Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang baik, dan berikan argumen dengan cara yang lebih baik”. (QS. An-Nahl: 125).
"Mencintai seseorang karena harta dan kekayaannya akan membuatmu merasa sangat miskin. Mencintai karena parasnya akan membuatmu bosan. Mencintai karena agama dan kebaikannya, kamu akan menemukan kebahagiaan hidup bersamanya" (Mutiara Nasihat)
Sedekah: harta bertambah. Memaafkan: jadi mulia. Tawadhu: naik derajat. "Tiadalah sedekah itu mengurangi harta, tidaklah Allah menambah kemaafan bagi seorang hamba melainkan kemuliaan, dan tiadalah seseorang merendah diri karena Allah melainkan Dia mengangkatnya" (HR Muslim).
Dari Nawas bin Sam’an ra bahwa Nabi SAW bersabda, “Kebajikan itu adalah budi pekerti yang baik, dan dosa itu adalah segala sesuatu yang menggelisahkan perasaanmu dan yang engkau tidak suka bila dilihat orang lain.” (HR. Muslim)
“Janganlah memandang kecil kesalahan (dosa), tetapi pandanglah kepada siapa yang kamu durhakai (Allah).” (HR. Ath-Thusi).
Dan dari Wabishah bin Ma’bad ra dia berkata: Aku datang kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebajikan?” Aku berkata,” Ya.” Beliau bersabda, “Bertanyalah kepada hatimu. Kebajikan adalah apa yang menjadikan tenang jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa yang menggelisahkan jiwa dan menimbulkan keraguan dalam hati, meskipun orang-orang terus membenarkanmu.” (HR. Imam Ahmad dan Ad-Darimi).
“Allah SWT berfirman,Wahai anak Adam, sepanjang engkau memohon kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, akan Aku ampuni apa yang telah kamu lakukan. Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi awan di langit, kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku, akan Aku ampuni. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apa pun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula.” (Hadits Qudsi Riwayat Tirmidzi, dari Anas bin Malik).
Dzikir (mengingat Allah) bagi seorang Muslim ibarat air bagi seekor ikan. “Dzikir pada hati semisal air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air?” (Ibnu Qoyyim). Maka, “Ingatlah kepada-Ku (dzikir), maka Aku (Allah) pun akan mengingat kalian.” (QS. Al-Baqarah:152). Wallahu a'lam.
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) atas orang yang kesulitan, maka Allah memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya. Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga..." (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi)
“Ditanya kepada Rasulullah Saw, ‘Do’a manakah yang didengar (Allah)’ Sabda baginda, “Do’a itu mustajab (dikabulkan) pada waktu malam dan selesai sholat fardhu” (Hadis Riwayat Tirmizi).
"Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin agar Allah mengampunimu? Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nur [24]: 22).
“Di antara manusia ada orang yang menjadi pembuka kebaikan dan menutup keburukan. Demikian pula ada manusia yang menjadi pintu keburukan dan menutup kebaikan. Maka beruntunglah orang yang Allah jadikan dirinya sebagai pembuka pintu kebaikan dan celakalah orang yang menjadi pintu keburukan.” (HR Ibnu Majah). Pembuka kebaikan: mengajak kepada jalan yang baik/benar. Pembuka keburukan: mengajak kepada keburukan/maksiat. Wallahu a'lam
“Sesungguhnya jika amal dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak diterima. Dan jika amal itu benar tetapi tidak ikhlas, juga tidak diterima. Sehingga, amal itu harus ikhlas dan benar. Ikhlas jika dilakukan karena Allah Azza wa Jalla dan benar jika dilakukan sesuai sunnah Rasul Saw.” (Fudhail bin Iyadh). Wallahu a'lam.
“Barangsiapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu, berarti dia berada di jalan Allah hingga pulang” (HR Tirmidzi). “Barangsiapa menempuh jalan untuk menentut ilmu agama, pasti Allah membuat mudah baginya jalan menuju surga” (HR Muslim).
"Barangsiapa mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun" (HR. Muslim)
"Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk." (QS. Hud:114). Wallahu a'lam.
“Berikanlah nasihat hanya pada yang membutuhkannya dan memberi nasihat tanpa menggurui, mempermalukan yang dinasihati, serta tanpa merasa lebih mulia dari yang dinasihati adalah ciri kematangan seseorang.” “Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang baik, dan berikan argumen dengan cara yang lebih baik”. (QS. An-Nahl: 125).
Kau bekerja, supaya langkahmu seiring irama bumi. Serta perjalanan roh jagad ini. Berpangku tangan menjadikanmu orang asing bagi musim. Serta keluar dari kehidupan itu sendiri. Yang menderap perkasa, megah dalam ketaatannya. Menuju keabadian masa. (Kahlil Gibran).
"Mencintai seseorang karena harta dan kekayaannya akan membuatmu merasa sangat miskin. Mencintai karena parasnya akan membuatmu bosan. Mencintai karena agama dan kebaikannya, kamu akan menemukan kebahagiaan hidup bersamanya" (Mutiara Nasihat)
Sedekah: harta bertambah. Memaafkan: jadi mulia. Tawadhu: naik derajat. "Tiadalah sedekah itu mengurangi harta, tidaklah Allah menambah kemaafan bagi seorang hamba melainkan kemuliaan, dan tiadalah seseorang merendah diri karena Allah melainkan Dia mengangkatnya" (HR Muslim).
Dari Nawas bin Sam’an ra bahwa Nabi SAW bersabda, “Kebajikan itu adalah budi pekerti yang baik, dan dosa itu adalah segala sesuatu yang menggelisahkan perasaanmu dan yang engkau tidak suka bila dilihat orang lain.” (HR. Muslim)
“Janganlah memandang kecil kesalahan (dosa), tetapi pandanglah kepada siapa yang kamu durhakai (Allah).” (HR. Ath-Thusi).
Ada empat kelompok orang yang pada pagi dan petang hari dimurkai Allah. Para sahabat lalu bertanya, "Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?" Beliau lalu menjawab, "Laki-laki yang menyerupai perempuan, perempuan yang menyerupai laki-laki, orang yang menyetubuhi hewan, dan orang-orang yang homoseks. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani). Na'udzubillah....
Dan dari Wabishah bin Ma’bad ra dia berkata: Aku datang kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebajikan?” Aku berkata,” Ya.” Beliau bersabda, “Bertanyalah kepada hatimu. Kebajikan adalah apa yang menjadikan tenang jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa yang menggelisahkan jiwa dan menimbulkan keraguan dalam hati, meskipun orang-orang terus membenarkanmu.” (HR. Imam Ahmad dan Ad-Darimi).
“Allah SWT berfirman,Wahai anak Adam, sepanjang engkau memohon kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, akan Aku ampuni apa yang telah kamu lakukan. Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi awan di langit, kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku, akan Aku ampuni. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apa pun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula.” (Hadits Qudsi Riwayat Tirmidzi, dari Anas bin Malik).
Dzikir (mengingat Allah) bagi seorang Muslim ibarat air bagi seekor ikan. “Dzikir pada hati semisal air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air?” (Ibnu Qoyyim). Maka, “Ingatlah kepada-Ku (dzikir), maka Aku (Allah) pun akan mengingat kalian.” (QS. Al-Baqarah:152). Wallahu a'lam.
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) atas orang yang kesulitan, maka Allah memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya. Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga..." (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi)
“Ditanya kepada Rasulullah Saw, ‘Do’a manakah yang didengar (Allah)’ Sabda baginda, “Do’a itu mustajab (dikabulkan) pada waktu malam dan selesai sholat fardhu” (Hadis Riwayat Tirmizi).
“Orang yang pemurah (gemar sedekah) itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Adapun orang yang kikir, maka jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat kepada neraka (siksaan Allah). “ (H.R. Tirmidzi dan Baihaqi).
"Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin agar Allah mengampunimu? Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nur [24]: 22).
“Di antara manusia ada orang yang menjadi pembuka kebaikan dan menutup keburukan. Demikian pula ada manusia yang menjadi pintu keburukan dan menutup kebaikan. Maka beruntunglah orang yang Allah jadikan dirinya sebagai pembuka pintu kebaikan dan celakalah orang yang menjadi pintu keburukan.” (HR Ibnu Majah). Pembuka kebaikan: mengajak kepada jalan yang baik/benar. Pembuka keburukan: mengajak kepada keburukan/maksiat. Wallahu a'lam
“Sesungguhnya jika amal dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak diterima. Dan jika amal itu benar tetapi tidak ikhlas, juga tidak diterima. Sehingga, amal itu harus ikhlas dan benar. Ikhlas jika dilakukan karena Allah Azza wa Jalla dan benar jika dilakukan sesuai sunnah Rasul Saw.” (Fudhail bin Iyadh). Wallahu a'lam.
“Barangsiapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu, berarti dia berada di jalan Allah hingga pulang” (HR Tirmidzi). “Barangsiapa menempuh jalan untuk menentut ilmu agama, pasti Allah membuat mudah baginya jalan menuju surga” (HR Muslim).
"Barangsiapa meninggalkan perdebatan, sedangkan ia sebenarnya pada pihak yang keliru, maka akan dibangunkan untuknya sebuah rumah yang berada di sekitar surga. Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, padahal dia sebagai pihak yang benar, maka akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di bagian tengah surga. Barangsiapa yang senantiasa berusaha memperbaiki akhlaknya, maka akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di bagian atas surga" (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Baihaqi).
"Hari Jumat adalah sayyidul ayyam (penghulu segala hari), jika Kita bermohon pada Allah di hari itu, niscaya di akhirat akan menjadi hari kelebihan.” (Ihya 'Ulumuddin, Imam Ghazali)
“Jika ada seseorang yang keluar dari rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itu pun di jalan Allah. Tetapi jika ia bekerja untuk berpamer atau bermegah-megahan (foya-foya), maka itulah ‘di jalan setan’ atau karena mengikuti jalan setan” (H.R. Thabrani).
"Hiduplah di dunia ini seakan-akan kamu adalah orang asing atau sebagai pengembara" [HR Bukhari]. Menurut Imam An-Nawawi yang dimaksud hadits tersebut adalah "janganlah kita cenderung kepada dunia, menjadikannya sebagai tempat menetap, dan jangan berpikir kalau kamu akan tinggal di dunia selamanya, dan jangan bergantung kepadanya kecuali seperti yang dibutuhkan oleh orang asing yang tinggal di negara lain yang suatu hari nanti ia pasti akan kembali kepada keluarganya."
"Cintailah kekasihmu sewajarnya, karena bisa jadi kelak dia akan menjadi orang yang paling kamu benci dan bencilah orang yang kamu benci sewajarnya, karena bisa jadi orang yang kau benci itu pada suatu hari nanti menjadi orang yang paling kau cintai." (HR. Tirmidzi, Thabrani, dan Baihaqi).
“Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS Al A’raf : 199-201).
"Puasa dan Al-Qur'an itu memintakan syafa’at (pertolongan) bagi seorang hamba di Hari Kiamat nanti. Puasa berkata: 'Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafa'at baginya'. Dan berkata pula Al-Qur'an: 'Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku ), maka berilah aku hak untuk memintakan syafa'at baginya'. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafa'at" ( H.R. Ahmad, Hadits Hasan).
“Tidaklah suatu kaum berkumpul sebuah rumah Allah tabaraka wa ta’ala, mereka membaca Kitabullah Azza wa jalla, mempelajarinya sesama mereka, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (kedamaian/ketenangan), rahmat (kasih sayang) akan meliputi mereka, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah senantiasa menyebut-nyebut mereka di hadapan malaikan yang berada di sisi-Nya.” (HR. Muslim).
"Orang yang berbuat baik dan menyadari bahwa yang diperbuatnya adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Orang yang berbuat tercela, dan sadar sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar) kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali Allah, maka dia adalah seorang Mukmin." (HR Ahmad)
“Bacalah Al-Quran oleh kamu sekalian, karena bacaan Al-Quran yang dibaca ketika hidup di dunia ini, akan menjadi syafaat (penolong) bagi para pembacanya di Hari Kiamat nanti.” (HR Muslim)
“Aku tahu rezekiku tak akan diambil orang lain. Karena itu, kalbuku selalu tenang. Aku tahu amal perbuatanku tidak akan dapat ditunaikan orang lain. Karena itu, aku sibuk mengerjakannya. Aku tahu Allah SWT selalu mengamatiku, karena itu aku selalu merasa malu bila Dia melihatku dlm keadaan maksiat. Aku tahu kematian itu menungguku, karena itu aku selalu menambah bekal amal saleh”. (Imam Hasan al-Bashri).
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari & Muslim).
"Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberian-Nya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberian-Nya maka Allah tidak akan memberinya berkah." (HR. Ahmad)
Bekerja mencari rezeki untuk memberi nafkah keluarga digolongkan beramal di jalan Allah (Fi Sabilillah). “Jika ada seseorang yang keluar dari rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itu pun di jalan Allah. Tetapi jika ia bekerja untuk berp...amer atau bermegah-megahan, maka itulah ‘di jalan setan’ atau karena mengikuti jalan setan” (H.R. Thabrani). (www.risalahislam.com, dari berbagai sumber).*
“Jika ada seseorang yang keluar dari rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itu pun di jalan Allah. Tetapi jika ia bekerja untuk berpamer atau bermegah-megahan (foya-foya), maka itulah ‘di jalan setan’ atau karena mengikuti jalan setan” (H.R. Thabrani).
"Hiduplah di dunia ini seakan-akan kamu adalah orang asing atau sebagai pengembara" [HR Bukhari]. Menurut Imam An-Nawawi yang dimaksud hadits tersebut adalah "janganlah kita cenderung kepada dunia, menjadikannya sebagai tempat menetap, dan jangan berpikir kalau kamu akan tinggal di dunia selamanya, dan jangan bergantung kepadanya kecuali seperti yang dibutuhkan oleh orang asing yang tinggal di negara lain yang suatu hari nanti ia pasti akan kembali kepada keluarganya."
“Obatilah orang-orang sakit dengan sedekah, bentengilah hartamu dengan zakat, dan sesungguhnya zakat (dan sedekah) itu menolak peristiwa mengerikan dan penyakit.” (HR Ad-Dailami dari Ibnu Umar).
"Cintailah kekasihmu sewajarnya, karena bisa jadi kelak dia akan menjadi orang yang paling kamu benci dan bencilah orang yang kamu benci sewajarnya, karena bisa jadi orang yang kau benci itu pada suatu hari nanti menjadi orang yang paling kau cintai." (HR. Tirmidzi, Thabrani, dan Baihaqi).
“Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS Al A’raf : 199-201).
"Puasa dan Al-Qur'an itu memintakan syafa’at (pertolongan) bagi seorang hamba di Hari Kiamat nanti. Puasa berkata: 'Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafa'at baginya'. Dan berkata pula Al-Qur'an: 'Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku ), maka berilah aku hak untuk memintakan syafa'at baginya'. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafa'at" ( H.R. Ahmad, Hadits Hasan).
“Tidaklah suatu kaum berkumpul sebuah rumah Allah tabaraka wa ta’ala, mereka membaca Kitabullah Azza wa jalla, mempelajarinya sesama mereka, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (kedamaian/ketenangan), rahmat (kasih sayang) akan meliputi mereka, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah senantiasa menyebut-nyebut mereka di hadapan malaikan yang berada di sisi-Nya.” (HR. Muslim).
"Orang yang berbuat baik dan menyadari bahwa yang diperbuatnya adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Orang yang berbuat tercela, dan sadar sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar) kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali Allah, maka dia adalah seorang Mukmin." (HR Ahmad)
“Bacalah Al-Quran oleh kamu sekalian, karena bacaan Al-Quran yang dibaca ketika hidup di dunia ini, akan menjadi syafaat (penolong) bagi para pembacanya di Hari Kiamat nanti.” (HR Muslim)
“Aku tahu rezekiku tak akan diambil orang lain. Karena itu, kalbuku selalu tenang. Aku tahu amal perbuatanku tidak akan dapat ditunaikan orang lain. Karena itu, aku sibuk mengerjakannya. Aku tahu Allah SWT selalu mengamatiku, karena itu aku selalu merasa malu bila Dia melihatku dlm keadaan maksiat. Aku tahu kematian itu menungguku, karena itu aku selalu menambah bekal amal saleh”. (Imam Hasan al-Bashri).
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari & Muslim).
“Setiap orang yang Allah menghendaki kebaikan padanya pasti akan diberi kepahaman dalam masalah agama. Sedangkan orang yang tidak diberikan kepahaman dalam agama, tentu Allah tidak menginginkan kebaikan dan bagusnya agama pada dirinya.” (Ibnu Taimiyah, Majmu’ Fatawa).
"Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberian-Nya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberian-Nya maka Allah tidak akan memberinya berkah." (HR. Ahmad)
Bekerja mencari rezeki untuk memberi nafkah keluarga digolongkan beramal di jalan Allah (Fi Sabilillah). “Jika ada seseorang yang keluar dari rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itu pun di jalan Allah. Tetapi jika ia bekerja untuk berp...amer atau bermegah-megahan, maka itulah ‘di jalan setan’ atau karena mengikuti jalan setan” (H.R. Thabrani). (www.risalahislam.com, dari berbagai sumber).*
Post a Comment