PUASA Ramadhan tidak sekadar menahan makan dan minum, tapi juga menahan diri dari ucapan dan perbuatan yang bisa membatalkan pahala puasa. Puasanya bisa saja tetap sah secara fiqih, namun tidak bernilai kebaikan di mata Allah SWT.
"Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapat apa-apa dari puasanya itu selain rasa dahaga semata-mata..".(HR. Ad-Darimi)
Rasulullah Saw mensinyalir hal itu dalam haditsnya:
"Adakalanya orang yang puasa itu mendapat pahala apa-apa dari puasanya kecuali haus" (H.R An-Nasa’i).
Pahala Puasa Ramadhan
Pahala puasa antara lain diampuni dosa dan masuk surga.
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman dan mengharap pahala, niscaya diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya disurga ada sebuah pintu yang dinamakan ar Rayyan, orang-orang yang berpuasa sajalah yang akan masuk (surga) melalui pintu tersebut” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Sesungguhnya disurga ada sebuah pintu yang dinamakan ar Rayyan, orang-orang yang berpuasa sajalah yang akan masuk (surga) melalui pintu tersebut” (HR. Bukhari dan Muslim).
Yang Membatalkan Pahala Puasa Ramadhan
Para ulama membahas adanya hal-hal yang membatalkan pahala puasa ini berdasarkan sejumlah hadits shahih. Hal yang merusak atau menghapus pahala puasa Ramadhan di antaranya berkata kotor, berdusta (berbojong), berteriak-teriak (bertengkar), dan melakukan perkara yang sia-sia
"Apabila seorang diantara kalian berpuasa maka janganlah ia berkata kotor, berteriak-teriak (bertengkar), dan bertindak bodoh. Jika ada orang yang mencela atau mengajaknya bertengkar maka katakanlah : ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa (dua kali)’ ” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan melakukan sesuatu dengan dasar kedustaan itu, maka tidak ada gunanya ia meninggalkan makanan dan minumannya itu disisi Allah” (HR. Bukhari).
Dalam kitab Irsyadul 'Ibad disebutkan, menurut ijma' ulama, berdasarkan hadits di atas, ada beberapa hal yang bisa membatalkan pahala puasa itu yaitu:
"Apabila seorang diantara kalian berpuasa maka janganlah ia berkata kotor, berteriak-teriak (bertengkar), dan bertindak bodoh. Jika ada orang yang mencela atau mengajaknya bertengkar maka katakanlah : ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa (dua kali)’ ” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan melakukan sesuatu dengan dasar kedustaan itu, maka tidak ada gunanya ia meninggalkan makanan dan minumannya itu disisi Allah” (HR. Bukhari).
Dalam kitab Irsyadul 'Ibad disebutkan, menurut ijma' ulama, berdasarkan hadits di atas, ada beberapa hal yang bisa membatalkan pahala puasa itu yaitu:
- Berdusta
- Ghibah (menyebut kejelekan orang pada lain orang)
- Memaki (saling memaki, mencaci maki).
Dalam Syarah Muslim disebutkan:
"Yang namanya puasa itu bukan sekadar menahan makan minum, tetapi puasa yang sebenarnya itu juga menahan diri dari laghu (perkataan tidak ada gunanya) dan kata-kata yang keji.".
"Lima macam yang membatalkan puasa, dan membatalkan wudhu . Dusta, dan ghibah, dan namimah (mengadu-adu), dan melihat wanita yang bukan mahram dengan syahwat dan sumpah palsu (dusta)" (HR. Al-Azdi dan Ad-Dailami dari Anas r.a.).
"Lima macam yang membatalkan puasa, dan membatalkan wudhu . Dusta, dan ghibah, dan namimah (mengadu-adu), dan melihat wanita yang bukan mahram dengan syahwat dan sumpah palsu (dusta)" (HR. Al-Azdi dan Ad-Dailami dari Anas r.a.).
Semoga kita bisa menjalankan puasa Ramadhan dengan baik dan benar sehingga terhindar dari hal-hal yang bisa membatalkan pahala puasa. Amin Ya Rabbal 'Alamin.... Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*
Post a Comment