Secara bahasa, Fitrah berasal dari akar kata f-t-r (fa-tho-ro) dalam bahasa Arab (فطرة) yang berarti “membuka” atau “menguak”, juga berarti perangai, tabiat, kejadian, asli, agama, ciptaan
Fitrah juga mempunyai makna “asal kejadian”, “keadaan yang suci”, dan “kembali ke asal”. Maka, Idul Fitri sering dimaknai sebagai "kembali ke keadaan suci tanpa dosa".
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata fitrah diartikan dengan sifat asli, bakat, pembawaan perasaan keagamaan.
Fitrah manusia secara religius adalah beriman Islam. Tegasnya, fitrah atau keadaan jiwa (ruh) asli umat manusia adalah mengakui ketuhanan Allah Swt (QS. Al-A'raf:172), meyakini syariat Islam, dan siap serta mampu mengamalkannya. Hanya hawa nafsu dan ketidaktahuan (jahil) yang membuat seseorang tidak beriman Islam atau merasa berat mengamalkan syariat Islam.
Dalam pandangan para mufasir, kata fitrah dalam al-Qur'an terdapat pada 19 ayat. Namun dari sekian banyak ayat al-Qur'an, hanya surat al-Rûm ayat 30 lah yang secara sarih menyebutkan kata fitrah. Dalam ayat tersebut Allah SWT berfirman: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah, (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Menurut Imam Bukhari, fitrah manusia itu tidak lain adalah Islam, sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Tidak ada seorang pun yang dilahirkan, kecuali ia terlahir dalam keadaan fitrah. Maka orangtuanyalah yang membuatnya jadi seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi" (HR. Bukhari). (Dari berbagai sumber, www.risalahislam.com).*
Allahhuakbar
ReplyDeletePost a Comment