TANYA: Ada tradisi di sebagian kalangan umat Islam, sebelum memaski puasa Ramadhan, mereka bermaaf-maafan atau minta maaf. Apa ada keterangannya dalam Islam?
JAWAB: Setahu kami, tidak ada nash Al-Quran ataupun hadits, juga contoh dari Rasulullah Saw dan para sahabat dan ulama terdahulu, yang mengharuskan umat Islam bermaaf-maafan sebelum masuk bulan Ramadhan.
Sebagian umat Islam melakukan bermaafan sebelum Ramadhan mengacu pada sebuah riwayat yang ternyata hadis palsu karena tidak ada perawinya, sebagai berikut:
“Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.
Do’a Malaikat Jibril adalah: “Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.”
"Hadis" di atas tidak ada yang periwayat hadisnya. Hadis itu pun tidak ada di kitab-kitab hadis, sehingga bisa dipastikan itu hadits palsu.
Dalam Islam, meminta maaf itu harus dilakukan kapan saja, tidak terikat oleh waktu, khususnya jika sudah melakukan kesalahan.
Namun demikian, bukan berarti hal itu dilarang. Artinya, boleh saja (MUBAH) melakukan hal tersebut karena tidak ada larangan. Namun, minta maaf sebelum puasa itu "tidak ada kaitannya" dengan ritual ibadah dalam perspektif risalah Islam.
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (QS. Ali Imran: 132-133).
"Dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. An-Nuur: 22).
"Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menegakkan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka Allah telah mengampuni dosanya yang telah lalu" (HR Bukhari dan Muslim). Wallahu a'lam bish-showabi. (www.risalahislam.com).*
JAWAB: Setahu kami, tidak ada nash Al-Quran ataupun hadits, juga contoh dari Rasulullah Saw dan para sahabat dan ulama terdahulu, yang mengharuskan umat Islam bermaaf-maafan sebelum masuk bulan Ramadhan.
Sebagian umat Islam melakukan bermaafan sebelum Ramadhan mengacu pada sebuah riwayat yang ternyata hadis palsu karena tidak ada perawinya, sebagai berikut:
“Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.
Do’a Malaikat Jibril adalah: “Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.”
"Hadis" di atas tidak ada yang periwayat hadisnya. Hadis itu pun tidak ada di kitab-kitab hadis, sehingga bisa dipastikan itu hadits palsu.
Dalam Islam, meminta maaf itu harus dilakukan kapan saja, tidak terikat oleh waktu, khususnya jika sudah melakukan kesalahan.
Namun demikian, bukan berarti hal itu dilarang. Artinya, boleh saja (MUBAH) melakukan hal tersebut karena tidak ada larangan. Namun, minta maaf sebelum puasa itu "tidak ada kaitannya" dengan ritual ibadah dalam perspektif risalah Islam.
Memaafkan Ciri Orang Takwa
Sangat banyak dalil untuk saling meminta maaf dan memberi maaf, seperti "Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu" (QS. Al-Baqarah:109)."Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (QS. Ali Imran: 132-133).
"Dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. An-Nuur: 22).
Saling bermaafan bisa dilakukan kapan saja, tidak harus menunggu bulan Ramadhan atau Idul Fithri. Namun, bagus juga jika dilakukan sebelum dan sesudah Ramadhan, mengingat Ramadhan sendiri merupakan bulan pemaafan dosa dari Allah SWT.
"Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menegakkan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka Allah telah mengampuni dosanya yang telah lalu" (HR Bukhari dan Muslim). Wallahu a'lam bish-showabi. (www.risalahislam.com).*
Post a Comment