TAUHID atau keesaan Tuhan adalan inti ajaran Islam. Kalimat tauhid berbunyi "Laa Ilaaha Illallah" (لآإِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِلاَّ الله) yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah.
Makna Tauhid itu adalah Laa ma’buuda bi haqqin illallah ( لآ معبود ØÙ‚ Ø¥ِلاَّ اللهُ) yang artinya "tidak ada sesembahan yang benar dan berhak untuk disembah kecuali hanya Allah saja".
Makna Tauhid itu adalah Laa ma’buuda bi haqqin illallah ( لآ معبود ØÙ‚ Ø¥ِلاَّ اللهُ) yang artinya "tidak ada sesembahan yang benar dan berhak untuk disembah kecuali hanya Allah saja".
Kalimat tauhid menafikan segala sesembahan selain Allah SWT dan hanya menetapkan Allah saja sebagai sesembahan yang benar.
Ø°َÙ„ِÙƒَ بِØ£َÙ†َّ اللهَ Ù‡ُÙˆَ الْØَÙ‚ُّ ÙˆَØ£َÙ†َّ Ù…َايَدْعُونَ Ù…ِÙ† دُونِÙ‡ِ Ù‡ُÙˆَ الْبَاطِÙ„ُ ÙˆَØ£َÙ†َّ اللهَ Ù‡ُÙˆَ الْعَÙ„ِÙŠُّ الْÙƒَبِيرُ
“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Hajj: 62).
Dalam kalimat tauhid ini terdapat dua rukun, yaitu nafi (peniadaan) dan itsbat(penetapan).
Rukun pertama terdapat pada kalimat لآإِÙ„َÙ‡َ. Maksudnya adalah membatalkan seluruh sesembahan selain Allah dalam segala jenisnya dan wajib kufur terhadapnya.
Rukun kedua terdapat pada kalimat Ø¥ِلاَّ اللهُ . Maksudnya menetapkan bahwa hanya Allah saja satu-satunya yang berhak untuk disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam peribadatan.
Para nabi dan Rasul, sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad Saw, membawa risalah Islam yang berintikan ajaran Tauhid --bahwa Tuhan itu Esa, satu, tidak Tuhan selain-Nya.
Karenanya, kalimat tauhid menjadi inti ajaran Islam atau agama Allah SWT.
Dalam risalah Islam, tauhid adalah asas keyakinan (akidah), bahwa Tuhan itu hanya satu, yakni Allah Swt dan tidak ada yang setara, juga sekutu, dengan-Nya.
Hanya Dia yang wajib disembah dan dimintai pertolongan. Hanya Dia yang ditaati dan ditakuti. Hanya Dia yang menentukan segala sesuatu di dunia dan akhirat nanti.
Kalimat Tauhid dirangkum dalam kalimat tahlil: “La ilaha illallah” (tidak ada Tuhan selan Allah).
Tauhid Uluhiyah adalah hanya kepada Allah setiap ibadah ditujukan, tidak ada persembahan atau pengabdian pada selain-Nya, dan hanya Allah yang layak disembah.
Tauhid Asma wa Sifat artinya bahwa sesuai nama dan sifat (karakteristik) Allah yang disebutkan baik oleh Al-Qur'an dan Al-Hadits adalah hanya berhak disandang oleh Allah itu sendiri.
Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah berkata, Thaghut adalah segala sesuatu yang diperlakukan oleh seseorang secara melampaui batas, baik dalam hal penyembahan, ketaatan atau ikutan.
Karena itu, thaghut adalah segala sesuatu yang diminta untuk memutuskan perkara selain dari Allah dan Rasul-Nya, selain Allah yang disembah, yang diikuti padahal tidak selaras dengan syariat Allah, atau ditaati dalam hal-hal yang tidak diketahui sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Ini semua adalah thaghut dunia ini.
Syaikh Sulaiman bin Sahman an-Najdi berkata, “Thaghut itu ada tiga macam, thaghut dalam hukum, thaghut dalam peribadatan, dan thaghut dalam ikutan “. Mengikuti hukum selain hukum Allah, mengabdi kepada selain-Nya, dan mengikuti selain perintah-Nya, berarti mengikuti Thogut dan menyalahi tauhid.
Kalimat tauhid (Laa ilaaha illallah) merupakan harga surga. Nabi Saw bersabda:
“Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘laa ilaaha illallah,’ maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Dawud no. 1621).
Kalimat ‘Laa ilaaha ilallah’ adalah kebaikan. Abu Dzar berkata,”Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka.”
Ø°َÙ„ِÙƒَ بِØ£َÙ†َّ اللهَ Ù‡ُÙˆَ الْØَÙ‚ُّ ÙˆَØ£َÙ†َّ Ù…َايَدْعُونَ Ù…ِÙ† دُونِÙ‡ِ Ù‡ُÙˆَ الْبَاطِÙ„ُ ÙˆَØ£َÙ†َّ اللهَ Ù‡ُÙˆَ الْعَÙ„ِÙŠُّ الْÙƒَبِيرُ
“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Hajj: 62).
Dalam kalimat tauhid ini terdapat dua rukun, yaitu nafi (peniadaan) dan itsbat(penetapan).
Rukun pertama terdapat pada kalimat لآإِÙ„َÙ‡َ. Maksudnya adalah membatalkan seluruh sesembahan selain Allah dalam segala jenisnya dan wajib kufur terhadapnya.
Rukun kedua terdapat pada kalimat Ø¥ِلاَّ اللهُ . Maksudnya menetapkan bahwa hanya Allah saja satu-satunya yang berhak untuk disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam peribadatan.
Para nabi dan Rasul, sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad Saw, membawa risalah Islam yang berintikan ajaran Tauhid --bahwa Tuhan itu Esa, satu, tidak Tuhan selain-Nya.
Karenanya, kalimat tauhid menjadi inti ajaran Islam atau agama Allah SWT.
Pengertian Tauhid
Tauhid –dari akar kata ahad atau wahid— artinya artinya satu.Dalam risalah Islam, tauhid adalah asas keyakinan (akidah), bahwa Tuhan itu hanya satu, yakni Allah Swt dan tidak ada yang setara, juga sekutu, dengan-Nya.
Hanya Dia yang wajib disembah dan dimintai pertolongan. Hanya Dia yang ditaati dan ditakuti. Hanya Dia yang menentukan segala sesuatu di dunia dan akhirat nanti.
Kalimat Tauhid dirangkum dalam kalimat tahlil: “La ilaha illallah” (tidak ada Tuhan selan Allah).
Tiga Aspek Tauhid
Tauhid terdiri dari tiga aspek:- Tauhid dalam kekuasaan Tuhan (tauhid rububiyah)
- Aspek ibadah (tauhid uluhiyah)
- Tauhid dalam nama dan sifat Allah (Asma wa Sifat).
Tauhid Uluhiyah adalah hanya kepada Allah setiap ibadah ditujukan, tidak ada persembahan atau pengabdian pada selain-Nya, dan hanya Allah yang layak disembah.
Menurut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam Kitab Tauhid, ibadah ialah penghambaan diri kepada Allah Ta'ala dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Inilah hakekat agama Islam karena Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada Allah semata-mata yang disertai dengan kepatuhan mutlak kepada-Nya.
Tauhid Asma wa Sifat artinya bahwa sesuai nama dan sifat (karakteristik) Allah yang disebutkan baik oleh Al-Qur'an dan Al-Hadits adalah hanya berhak disandang oleh Allah itu sendiri.
Umat Islam diperintahkan hanya beribadah kepada Allah dan menjauhi Thogut. "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada setiap umat (untuk menyerukan): Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut." (QS. An-Nahl:36). Thaghut yaitu setiap yang diagungkan --selain Allah— dengan disembah, ditaati, atau dipatuhi, baik yang diagungkan itu berupa batu, manusia, ataupun syetan.
Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah berkata, Thaghut adalah segala sesuatu yang diperlakukan oleh seseorang secara melampaui batas, baik dalam hal penyembahan, ketaatan atau ikutan.
Karena itu, thaghut adalah segala sesuatu yang diminta untuk memutuskan perkara selain dari Allah dan Rasul-Nya, selain Allah yang disembah, yang diikuti padahal tidak selaras dengan syariat Allah, atau ditaati dalam hal-hal yang tidak diketahui sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Ini semua adalah thaghut dunia ini.
Syaikh Sulaiman bin Sahman an-Najdi berkata, “Thaghut itu ada tiga macam, thaghut dalam hukum, thaghut dalam peribadatan, dan thaghut dalam ikutan “. Mengikuti hukum selain hukum Allah, mengabdi kepada selain-Nya, dan mengikuti selain perintah-Nya, berarti mengikuti Thogut dan menyalahi tauhid.
Keutamaan Kalimat Tauhid
Pengamalan Tauhid dilakukan dengan cara melakukan segala perbuatan hanya bertujuan mengharap ridha Allah SWT dan segala amal mengacu pada risalah Islam sebagai ketentuan-Nya.Kalimat tauhid (Laa ilaaha illallah) merupakan harga surga. Nabi Saw bersabda:
“Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘laa ilaaha illallah,’ maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Dawud no. 1621).
Kalimat ‘Laa ilaaha ilallah’ adalah kebaikan. Abu Dzar berkata,”Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka.”
Nabi Saw bersabda, “Apabila engkau melakukan kejelekan (dosa), maka lakukanlah kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisal.”
Lalu Abu Dzar berkata lagi, “Wahai Rasulullah, apakah ‘laa ilaaha illallah’ merupakan kebaikan?”
Nabi Saw bersabda,”Kalimat itu (laa ilaaha illallah) merupakan kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan.”
Kalimat tauhid juga merupakan dzikir yang paling utama. Dari Jabir r.a., dari Nabi Saw, beliau bersabda:
Kalimat tauhid juga merupakan dzikir yang paling utama. Dari Jabir r.a., dari Nabi Saw, beliau bersabda:
“Dzikir yang paling utama adalah laa ilaaha illallah, dan doa yang paling utama adalah alhamdulillah,” (HR. Ibnu Majah)
“Sungguh aku akan mengajarkan sebuah kalimat, tidaklah seorang hamba mengucapkannya dengan benar dari hatinya, lalu ia mati diatas keyakinan itu, kecuali (Allah) mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Yaitu kalimat laa ilaaha illallah” (HR. Hakim).
Demikian Pengertian Tauhid dan Keutamaannya sebagai Inti Ajaran Islam. Wallahu a’lam. (www.risalahislam.com).*
“Sungguh aku akan mengajarkan sebuah kalimat, tidaklah seorang hamba mengucapkannya dengan benar dari hatinya, lalu ia mati diatas keyakinan itu, kecuali (Allah) mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Yaitu kalimat laa ilaaha illallah” (HR. Hakim).
Demikian Pengertian Tauhid dan Keutamaannya sebagai Inti Ajaran Islam. Wallahu a’lam. (www.risalahislam.com).*
Sungguh ilmu yg anda bagikan disini sangat bermanfaat sekali, semoga menjadi amal jariyah sampeyan, jazakumullah khairan katsir
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa menjadi acuan saya agar bisa Istiqomah dalam berbagai Hijrah 😊😊
ReplyDeletePost a Comment