Partai Allah (Hizbullah) dan Partai Setan (Hizbus Syayathin) dengan jelas diterangkan dalam Al-Quran. Umat Islam wajib masuk ke golongan partai Allah.
DALAM dunia politik Indonesia dikenal istilah partai nasionalis dan Partai Islam.
Partai nasionalis adalah partai politik yang berideologi Pancasila.
Partai Islam adalah partai politik yang berideologi Islam dan berbasis massa ormas Islam.
Dalam risalah Islam juga dikenal dua jenis partai (golongan), yakni Partai Allah (Hizbullah) dan Partai Setan (Hizbusy Syayathin).
Al-Quran menyebutkan karakteristik atau ciri-ciri partai Allah dan partai setan itu antara lain dalam QS. Al-Mujadalah.
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah hizbullah (golongan Allah). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung” (QS. Al-Mujadilah:22).
Mereka adalah Abu ‘Ubaidah (‘Amir bin Abdillah) ibnu Al-Jarrah yang membunuh ayahnya di Perang Badar, Abu Bakar ibnu Abi Quhafah RA memukul ayahnya yang telah mencaci Rasulullah dan bertanding dengan putranya Abdurrahman yang saat itu belum masuk Islam di Perang Badar, Mush’ab bin ‘Umair yang membunuh saudaranya Ubaid bin ‘Umair di Perang Uhud, dan Umar Ibnu Al-Khattab yang membunuh pamannya Al-‘Ash bin Hisyam di Perang Badar (Tafsir Ibnu Katsir).
Dalam QS. Al-Maidah: 56 Allah SWT menerangkan syarat kemenangan Hizbullah adalah ber-wala’ (loyal/komitmen) kepada kaum beriman, turun terkait kebijakan ‘Ubadah bin As-Shamit RA –pemimpin kaum Khazraj- yang berlepas diri dari perjanjian dengan Yahudi dan merelakan otoritas perjanjian hanya kepada Allah, Rasul, dan orang beriman.
Dengan demikian, partai Allah adalah golongan orang-orang yang beriman, menentang kekufuran, menegakkan agama Allah (Islam), dan membela kepentingan Islam dan kaum Muslim.
Ibnu Kastir dalam tafsirnya mengatakan, hizbullah adalah golongan Allah, yaitu hamba-hamba-Nya yang dimuliakan oleh-Nya.
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka adzab yang sangat keras. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah. Karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan. Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikit pun (untuk menolong) mereka dari adzab Allah. Mereka itulah penghuni neraka dan mereka kekal di dalamnya. Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah) lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. Syaitan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah. Mereka itulah hizbusy syayathin (golongan setan). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi” (QS. Al-Mujadilah: 14-19).
Dengan demikian, ciri-ciri partai setan adalah sebagai berikut:
1. Berteman dengan kaum yang dimurkai Allah (kaum kafir).
2. Bersumpah (rekayasa, propaganda) untuk menguatkan kebohongan.
3. Menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai
4. Menghalangi (manusia) dari jalan Allah.
5. Lupa mengingat Allah.
Partai Setan adalah kelompok yang berteman dengan musuh-musuh Allah dan menghalangi tegaknya risalah Islam.
Ibnu Kastir dalam tafsirnya menyebutkan, partai setan atau golongan setan yaitu orang-orang yang telah dikuasai oleh setan hingga setan membuat mereka lupa mengingat Allah Swt.
Demikian Pengertian dan Karakteristik Partai Allah vs Partai Setan.Wallahu a’lam bish-shawab. (www.risalahislam.com).*
DALAM dunia politik Indonesia dikenal istilah partai nasionalis dan Partai Islam.
Partai nasionalis adalah partai politik yang berideologi Pancasila.
Partai Islam adalah partai politik yang berideologi Islam dan berbasis massa ormas Islam.
Dalam risalah Islam juga dikenal dua jenis partai (golongan), yakni Partai Allah (Hizbullah) dan Partai Setan (Hizbusy Syayathin).
Al-Quran menyebutkan karakteristik atau ciri-ciri partai Allah dan partai setan itu antara lain dalam QS. Al-Mujadalah.
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah hizbullah (golongan Allah). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung” (QS. Al-Mujadilah:22).
Karakteristik Partai Allah
Dari ayat di atas karakteristik partai Allah sebagai berikut:- Beriman pada Allah dan hari akhirat
- Tidak saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.
- Menanamkan keimanan dalam hati mereka.
Mereka adalah Abu ‘Ubaidah (‘Amir bin Abdillah) ibnu Al-Jarrah yang membunuh ayahnya di Perang Badar, Abu Bakar ibnu Abi Quhafah RA memukul ayahnya yang telah mencaci Rasulullah dan bertanding dengan putranya Abdurrahman yang saat itu belum masuk Islam di Perang Badar, Mush’ab bin ‘Umair yang membunuh saudaranya Ubaid bin ‘Umair di Perang Uhud, dan Umar Ibnu Al-Khattab yang membunuh pamannya Al-‘Ash bin Hisyam di Perang Badar (Tafsir Ibnu Katsir).
Dalam QS. Al-Maidah: 56 Allah SWT menerangkan syarat kemenangan Hizbullah adalah ber-wala’ (loyal/komitmen) kepada kaum beriman, turun terkait kebijakan ‘Ubadah bin As-Shamit RA –pemimpin kaum Khazraj- yang berlepas diri dari perjanjian dengan Yahudi dan merelakan otoritas perjanjian hanya kepada Allah, Rasul, dan orang beriman.
Dengan demikian, partai Allah adalah golongan orang-orang yang beriman, menentang kekufuran, menegakkan agama Allah (Islam), dan membela kepentingan Islam dan kaum Muslim.
Ibnu Kastir dalam tafsirnya mengatakan, hizbullah adalah golongan Allah, yaitu hamba-hamba-Nya yang dimuliakan oleh-Nya.
Karakteristik Partai Setan
Karakteristik Partai Setan disebutkan dalam QS. Al-Mujadilah: 14-19.
{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مَا هُمْ مِنْكُمْ وَلا مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (14) أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (15) اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (16) لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (17) يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَى شَيْءٍ أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُونَ (18) اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ (19) }
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka adzab yang sangat keras. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah. Karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan. Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikit pun (untuk menolong) mereka dari adzab Allah. Mereka itulah penghuni neraka dan mereka kekal di dalamnya. Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah) lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. Syaitan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah. Mereka itulah hizbusy syayathin (golongan setan). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi” (QS. Al-Mujadilah: 14-19).
Dengan demikian, ciri-ciri partai setan adalah sebagai berikut:
1. Berteman dengan kaum yang dimurkai Allah (kaum kafir).
2. Bersumpah (rekayasa, propaganda) untuk menguatkan kebohongan.
3. Menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai
4. Menghalangi (manusia) dari jalan Allah.
5. Lupa mengingat Allah.
Partai Setan adalah kelompok yang berteman dengan musuh-musuh Allah dan menghalangi tegaknya risalah Islam.
Ibnu Kastir dalam tafsirnya menyebutkan, partai setan atau golongan setan yaitu orang-orang yang telah dikuasai oleh setan hingga setan membuat mereka lupa mengingat Allah Swt.
Demikian Pengertian dan Karakteristik Partai Allah vs Partai Setan.Wallahu a’lam bish-shawab. (www.risalahislam.com).*
Post a Comment