Jilbab atau hijab lebih dari sekadar penutup rambut bagi kaum wanita beragama Islam (Muslimah).
Di banyak tempat, terutama di negara-negara Barat, jilbab masih dianggap simbol Islam dan menjadi hal yang "menakutkan".
Kasus terbaru terjadi di Republik Ceko. Sekolah perawat di sana melarang siswinya berjilbab dan memaksa dua siswi Muslimah keluar.
Tentu, itu bukan kasus pertama. Masih banyak kasus pelarangan jilbab di tempat lain yang setidaknya mengandung dua pelajaran berharga.
1. Jilbab lebih dari sekadar penutup rambut.
2. Bukti kekuatan iman Muslimah yang bertahan dengan jilbabnya.
Jilbab dianggap sebagai simbol Islam. Memang demikian. Jilbab adalah identitas Muslimah. Muslimah yang benar-benar kaffah dalam keislamannya, pasti mengenakan jilbab atau hijab atau apa pun namanya, untuk menutup aurat sebagaimana diperintahkan risalah Islam.
Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Aurat wanita adalah kehormatan, makanya harus ditutup. Jika aurat wanita, termasuk rambut, tidak ditutup, maka ribuan dan jutaan pasang mata melihatnya dan itu menjadi dosa bagi pemilik rambut. Tidak ada kehormatan bagi wanita yang tidak menutup auratnya.
Jilbab adalah bukti kekuatan dan kesungguhan iman.
Dalam kasus di Ceko, misalnya, bagaimana dua siswi Muslimah lebih memilih keluar dari sekolah ketimbang harus melepaskan jilbab. Mereka lebih mencintai Allah daripada sekolah dan cita-citanya. Mereka lebih memilih akhirat ketimbang dunia, karena akhirat memang lebih baik dari dunia.
Kasus pelarangan jilbab ini semestinya juga menjadi inspirasi bagi Muslimah yang belum/tidak berjilbab. Terutama kaum Muslimah Indonesia dan di negara lain yang tidak melarang jilbab.
Dalam kondisi tertekan dan sulit, banyak Muslimah yang berjuang keras agar bisa mengenakan jilbab, mengapa mereka yang bebas mengenakannya justru lebih suka memerkan aurat setiap hari? Wallahu a'lam. (www.risalahislam.com).*
Di banyak tempat, terutama di negara-negara Barat, jilbab masih dianggap simbol Islam dan menjadi hal yang "menakutkan".
Kasus terbaru terjadi di Republik Ceko. Sekolah perawat di sana melarang siswinya berjilbab dan memaksa dua siswi Muslimah keluar.
Tentu, itu bukan kasus pertama. Masih banyak kasus pelarangan jilbab di tempat lain yang setidaknya mengandung dua pelajaran berharga.
1. Jilbab lebih dari sekadar penutup rambut.
2. Bukti kekuatan iman Muslimah yang bertahan dengan jilbabnya.
Jilbab dianggap sebagai simbol Islam. Memang demikian. Jilbab adalah identitas Muslimah. Muslimah yang benar-benar kaffah dalam keislamannya, pasti mengenakan jilbab atau hijab atau apa pun namanya, untuk menutup aurat sebagaimana diperintahkan risalah Islam.
Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Aurat wanita adalah kehormatan, makanya harus ditutup. Jika aurat wanita, termasuk rambut, tidak ditutup, maka ribuan dan jutaan pasang mata melihatnya dan itu menjadi dosa bagi pemilik rambut. Tidak ada kehormatan bagi wanita yang tidak menutup auratnya.
Jilbab adalah bukti kekuatan dan kesungguhan iman.
Dalam kasus di Ceko, misalnya, bagaimana dua siswi Muslimah lebih memilih keluar dari sekolah ketimbang harus melepaskan jilbab. Mereka lebih mencintai Allah daripada sekolah dan cita-citanya. Mereka lebih memilih akhirat ketimbang dunia, karena akhirat memang lebih baik dari dunia.
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS. An-Nur:31)
Kasus pelarangan jilbab ini semestinya juga menjadi inspirasi bagi Muslimah yang belum/tidak berjilbab. Terutama kaum Muslimah Indonesia dan di negara lain yang tidak melarang jilbab.
Dalam kondisi tertekan dan sulit, banyak Muslimah yang berjuang keras agar bisa mengenakan jilbab, mengapa mereka yang bebas mengenakannya justru lebih suka memerkan aurat setiap hari? Wallahu a'lam. (www.risalahislam.com).*
Post a Comment