Muhammadiyah menetapkan Awal Puasa Ramadhan 1438 H Sabtu 27 Mei 2017.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan awal puasa Ramadhan atau tanggal 1 Ramadan 1438 Hijriah jatuh pada hari Sabtu 27 Mei 2017.
"Tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu Pahing, 27 Mei 2017 Masehi," kata Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Prof Dr H Syamsul Anwar dikutip Viva.
Dikemukakan, Majelis Tarjih dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Ramadan 1438 Hijriyah jatuh pada Sabtu Pahing 27 Mei 2017 Miladiyah (Masehi). Hal itu, berdasarkan perhitungan ijtimak jelang Ramadan 1438 Hijriyah terjadi pada Jumat Legi 26 Mei 2017 Miladiyah terjadi pada pukul 02.46 WIB.
“Tinggi bulan pada saat matahari terbenam untuk Kota Yogyakarta, +08 derajat 22’ 59” yang berarti hilal sudah terwujud. Di seluruh Indonesia, saat matahari terbenam, posisi bulan sudah berada di atas ufuk,” kata Syamsul Anwar kepada wartawan, Selasa (14/4/2017).
Hari Lebaran atau Idul Fitri 1 Syawal 1438 Hijriyah akan bertepatan dengan Ahad Legi 25 Juni 2017 Miladiyah.
“Tinggi bulan saat matahari terbenam pada hari Sabtu Kliwon 24 Juni 2017 itu, +03 derajat 46’31” yang berarti hilal sudah wujud,” katanya.
Syamsul menjelaskan di seluruh Indonesia pada saat matahari terbenam posisi bulan sudah di atas ufuk. Sedangkan untuk Dzulhijjah 1438 Hijriyah, lanjutnya, ijtimak jelang Dzulhijjah terjadi pada Selasa Wage, 22 Agustus 2017 Miladiyah pukul 01.32 WIB.
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah KH Din Syamsuddin memperkirakan, penetapan awal Ramadan 2017 di Indonesia tak akan mengalami perbedaan hingga tahun 2023.
Dikatakannya, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) serta pemerintah memang masih memakai metode berbeda dalam menentukan awal bulan puasa Ramadhan.
"Menurut perhitungan kami, sampai tahun 2023 akan ada persamaan penetapan awal Ramadhan.
Kalau masih tidak sama, itu wilayah toleransi. Tidak perlu ada perpecahan karena itu," kata Din, Kamis (11/5/2017).
Menurutnya, Muhammadiyah juga melakukan rukyat dalam menentukan awal puasa. Perbedaannya, kata Din, pada kelompok lain rukyat dilakukan dengan mengamati visibilitas hilal dengan mata telanjang (rukyat bil ain).
Muhammadiyah melihat hilal untuk menentukan awal bulan melalui perhitungan matematis dan astronomis (rukyat bil aqli).
"Karena keduanya, baik pancaindera maupun akal adalah hidayah karunia Allah. Jadi perbedaan itu tidak perlu dipersoalkan," ujarnya.
Kemungkinan besar Awal Puasa Ramadhan 1438 H di Indonesia akan serentak Sabtu 27 Mei 2017. Kepastiannya ditentukan sidang isbat (penetapan) yang biasa dilakukan Kementerian Agama bersama MUI dan ormas Islam. (risalahislam.com/detik.com/viva.co.id).*
Lihat: Panduan Puasa Ramadhan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan awal puasa Ramadhan atau tanggal 1 Ramadan 1438 Hijriah jatuh pada hari Sabtu 27 Mei 2017.
"Tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu Pahing, 27 Mei 2017 Masehi," kata Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Prof Dr H Syamsul Anwar dikutip Viva.
Dikemukakan, Majelis Tarjih dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Ramadan 1438 Hijriyah jatuh pada Sabtu Pahing 27 Mei 2017 Miladiyah (Masehi). Hal itu, berdasarkan perhitungan ijtimak jelang Ramadan 1438 Hijriyah terjadi pada Jumat Legi 26 Mei 2017 Miladiyah terjadi pada pukul 02.46 WIB.
“Tinggi bulan pada saat matahari terbenam untuk Kota Yogyakarta, +08 derajat 22’ 59” yang berarti hilal sudah terwujud. Di seluruh Indonesia, saat matahari terbenam, posisi bulan sudah berada di atas ufuk,” kata Syamsul Anwar kepada wartawan, Selasa (14/4/2017).
Hari Lebaran atau Idul Fitri 1 Syawal 1438 Hijriyah akan bertepatan dengan Ahad Legi 25 Juni 2017 Miladiyah.
“Tinggi bulan saat matahari terbenam pada hari Sabtu Kliwon 24 Juni 2017 itu, +03 derajat 46’31” yang berarti hilal sudah wujud,” katanya.
Syamsul menjelaskan di seluruh Indonesia pada saat matahari terbenam posisi bulan sudah di atas ufuk. Sedangkan untuk Dzulhijjah 1438 Hijriyah, lanjutnya, ijtimak jelang Dzulhijjah terjadi pada Selasa Wage, 22 Agustus 2017 Miladiyah pukul 01.32 WIB.
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah KH Din Syamsuddin memperkirakan, penetapan awal Ramadan 2017 di Indonesia tak akan mengalami perbedaan hingga tahun 2023.
Dikatakannya, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) serta pemerintah memang masih memakai metode berbeda dalam menentukan awal bulan puasa Ramadhan.
"Menurut perhitungan kami, sampai tahun 2023 akan ada persamaan penetapan awal Ramadhan.
Kalau masih tidak sama, itu wilayah toleransi. Tidak perlu ada perpecahan karena itu," kata Din, Kamis (11/5/2017).
Din meminta umat Islam tidak berpecah lantaran perbedaan metode penetapan awal bulan tersebut. Sebab, masing-masing kelompok dan pemerintah memiliki dasar hukum yang sama, yakni mengacu Al Qur'an dan Hadits.
Menurutnya, Muhammadiyah juga melakukan rukyat dalam menentukan awal puasa. Perbedaannya, kata Din, pada kelompok lain rukyat dilakukan dengan mengamati visibilitas hilal dengan mata telanjang (rukyat bil ain).
Muhammadiyah melihat hilal untuk menentukan awal bulan melalui perhitungan matematis dan astronomis (rukyat bil aqli).
"Karena keduanya, baik pancaindera maupun akal adalah hidayah karunia Allah. Jadi perbedaan itu tidak perlu dipersoalkan," ujarnya.
Kemungkinan besar Awal Puasa Ramadhan 1438 H di Indonesia akan serentak Sabtu 27 Mei 2017. Kepastiannya ditentukan sidang isbat (penetapan) yang biasa dilakukan Kementerian Agama bersama MUI dan ormas Islam. (risalahislam.com/detik.com/viva.co.id).*
Lihat: Panduan Puasa Ramadhan
Post a Comment